Virus Pembunuh Kanker Diuji Coba Pertama Kali pada Manusia

Ilustrasi Vaksin

Jakarta, KabarBerita.id — Virus pembunuh kanker diuji coba pada manusia untuk pertama kalinya. Harapannya virus ini dapat menjadi cara baru untuk memerangi penyakit kanker.

Virus yang diuji coba adalah CF33-hNIS alias Vaxinia. Virus ini disebut virus onkolitik, yakni virus yang dimodifikasi secara genetik dan dirancang untuk menginfeksi serta membunuh sel kanker secara selektif sambil menyisihkan sel yang sehat.

Vaxinia dibuat dari virus cacar yang dimodifikasi dengan masuk ke sel dan menggandakan diri. Kemudian sel yang terinfeksi meledak, melepaskan ribuan partikel virus baru yang bertindak sebagai antigen, merangsang sistem kekebalan untuk menyerang sel kanker di dekatnya.

Dikutip Science Alert, ahli onkologi City of Hope dan peneliti utama Daneng Li mengatakan ia percaya CF33-hNIS memiliki potensi untuk meningkatkan hasil bagi pasien.

Uji coba virus pembunuh kanker dilakukan pada 100 partisipan dewasa dengan tumor padat metastatik atau lanjut. Partisipan setidaknya sudah mencoba dua lini pengobatan standar sebelumnya.

Setelah partisipan terdaftar mereka akan menerima pengobatan eksperimental dosis rendah lewat injeksi langsung atau intravena. Apabila  tahap awal dinilai aman dan ditoleransi dengan baik, dilanjutkan dengan tes tambahan untuk menyelidiki pembrolizumab (pengobatan antibodi yang sudah ada dan digunakan dalam imunoterapi kanker).

Dari uji coba ini peneliti akan mendapatkan informasi mengenai seberapa efektif CF33-hNIS mampu mengecilkan tumor. Riset diperkirakan memakan waktu selama dua tahun.

Sebelumnya uji coba telah dilakukan pada hewan. Virus ini menunjukkan dapat memanfaatkan sistem kekebalan. Sistem kekebalan kemudian memburu dan menghancurkan sel kanker.

Li mengatakan, Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa virus onkolitik dapat merangsang sistem kekebalan untuk merespons dan membunuh kanker, serta merangsang sistem kekebalan untuk lebih responsif terhadap imunoterapi lainnya.

Jika virus pembunuh kanker CF33-nHIS pada manusia mampu menunjukkan hasil gemilang seperti pada hewan, maka ia akan jadikan terapi virus onkolitik kedua yang disetujui FDA untuk kanker.

Sebelumnya, sudah ada obat Talimogene laherparepvec (T-VEC) yakni modifikasi virus herpes simpleks yang digunakan untuk pengobatan melanoma.

Tinggalkan Balasan