Jakarta, KabarBerita.id — Turki tampaknya menuju pemilihan presiden putaran kedua setelah Presiden petahana Recep Tayyip Erdogan maupun saingannya Kemal Kilicdaroglu melewati ambang batas untuk menang langsung pada Minggu (14/5).
Mengutip dari dua kantor berita di Turki, Anadolu dan TRT World, perolehan suara dua dari empat capres tersebut bersaing ketat di kisaran angka 40 persen.
Diakses pada Senin (15/5) dini hari WIB, Anadolu mencatat pada perhitungan suara mencapai 95 persen, Anadolu mencatat Erdogan memperoleh suara 49,50 persen atau setara 25,9 juta pemilih. Sementara Kilicdaroglu mendapat 44,79 persen atau setara 23,4 juta pemilih.
Adapun dua kandidat lain yakni Muharrem Ince (0,44 persen), dan Sinan Ogan (5,27 persen).
Tak jauh beda perhitungan cepat yang ditampilan TRT World berdasarkan kotak suara yang dibuka mencapai 88,31 persen. Erdogan mendapat 49,52 persen, sementara Kilicdaroglu 44,76 persen. Ince mendapat 0,44 persen, dan Ogan 5,28 persen.
Mengutip dari Reuters, dengan perolehan sementara ini kedua belah pihak mengklaim unggul dan menentang angka-angka tersebut sehingga memberikan peringatan dini terhadap kesimpulan prematur di negara yang sangat terpolarisasi.
Pemungutan suara presiden tidak hanya akan memutuskan siapa yang memimpin negara anggota NATO berpenduduk 85 juta jiwa tersebut. Pemilu itu akan menentukan apakah Turki akan kembali ke jalur demokrasi yang lebih sekuler atau kembali di jalur bersama Erdogan yang telah berkuasa di sana setidaknya 20 tahun terakhir.
Selain itu hasil pemilu itu akan menunjukkan bagaimana Turki akan menangani krisis biaya hidup yang parah; dan mengelola hubungan kunci dengan Rusia, Timur Tengah, dan Barat.
Seorang pejabat elite dari aliansi oposisi mengklaim, “Sepertinya tidak akan ada pemenang di babak pertama. Tapi, data kami menunjukkan Kilicdaroglu akan memimpin.”
Pejabat elite dari oposisi lainnya kepada Reuters menuding partai Erdogan mengajukan keberatan terhadap pemungutan suara, dan akan menunda hasil penuh.
“Sejauh ini mereka melakukan segala daya mereka untuk menunda proses [perhitungan suara],” klaimnya.
Di sisi lain, Erdogan dalam pernyataannya pada Minggu, mengatakan pemilu presiden dan parlemen adalah sebuah festival besar demokrasi di negara itu sehingga layak untuk dirayakan dengan damai dan tenang.
Lewat akun media sosial Twitternya, Erdogan mengatakan pemilu tersebut menunjukkan ‘kedewasaan demokrasi Turkiye’. Turkiye adalah keinginan panggilan resmi yang diajukan pemerintah negeri itu ke PBB menggantikan nama resmi sebelumnya secara internasional, Turkey.
Dalam cuitannya, Erdogan juga mengkritisi langkah ‘beberapa orang’ yang tergesa-gesa mengumumkan hasil pemilu, padahal perolehan sementara suara masih dihitung. Dia menuding langkah itu bisa diartikan ‘merebut keinginan nasional’.
“Sementara pemilu berlangsung dalam suasana demokrasi yang positif, dan karena suara masih dihitung, terburu-buru mengumumkan hasilnya akan menjadi perampasan kehendak nasional,” kata Erdogan.
“Kami senang bahwa dukungan bangsa kami tercermin dalam penghitungan suara yang sedang berlangsung,” imbuhnya.
Dia juga mengimbau anggota masyarakat yang bertugas di TPS untuk tidak pergi sampai hasil resmi diselesaikan.
Sementara itu di Ankara–ibu kota Turki–pendukung dari dua belah kubu kandidat itu merayakan klaim kemenangan masing-masing.
Di luar markas Partai AK (AKP) yang menaungi Erdogan, para pendukungnya mengangkat-angkat dan beryel-yel kemenangan petahana.
Saya telah berada di sini sejak siang untuk merayakan kemenangan kami. Ini adalah hari kami,” kata Davut, 25 tahun, mengibarkan bendera Erdogan, Minggu malam.
Di sisi lain, di luar markas Partai CHP yang mengusung Kilicdaroglu pun berkumpul setidaknya ribuan orang. Mereka mengibar-kibarkan bendera Turki hingga poster bapak bangsa Mustafa Kemal Ataturk merayakan klaim kemenangan Kilicdaroglu.
Pemungutan suara dalam pemilu di Turki telah berlangsung Minggu lalu yang berakhir pada pukul 17.00 waktu setempat.
Setidaknya lebih dari 64,1 juta orang terdaftar memiliki hak suara, termasuk 1,76 juta di antaranya adalah pemilih luar negeri. Adapun pemilih pertama pada pemilu Turki kali ini mencapai 4,9 juta jiwa.
Total ada setidaknay 191.885 kotak suara yang digunakan dalam Pemilu Turki kali ini yang disebar di seluruh negara tersebut.
===
Gantikan Arhan di Final SEA Games 2023, Indra Sjafri Pilih Haykal
Jakarta, KabarBerita.id — Haykal Alhafiz akan diplot sebagai pengganti Pratama Arhan laga final SEA Games 2023 Timnas Indonesia U-22 vs Thailand di Stadion Olimpiade, Selasa (16/5).
Pratama Arhan harus absen pada pertandingan puncak tersebut usai menerima kartu merah saat menghadapi Vietnam di babak semifinal.
Kehilangan Pratama Arhan bakal berpengaruh dalam formasi tim. Apalagi pemain yang kini merumput di Liga Jepang itu memiliki skill khusus dalam melakukan lemparan ke dalam. Bahkan umpannya sering membuahkan gol.
“Enggak ada Arhan pun ada Haykal. Kita menganggap 20 pemain yang dibawa itu terbaik. Kita gak pernah bedakan antara Arhan dan Haykal,” kata pelatih Timnas Indonesia U-22 Indra Sjafri dikutip dari Antara.
Haykal Alhafiz sebelumnya sudah mendapatkan kepercayaan Indra Sjafri untuk menggantikan posisi Pratama Arhan saat Garuda Muda menjalani laga terakhir fase grup melawan Kamboja. Saat itu timnas menang tipis 2-1.
Saat itu, Indra Sjafri menurunkan Adi Satryo (GK), Rio Fahmi, Muhammad Ferarri, Komang Teguh Trisnanda, Haykal Al Hafiz, Taufany Muslihuddin, Beckham Putra, Witan Sulaeman, Jeam Kelly Sroyer, Irfan Jauhari, dan Titan Agung.
Hasil tersebut cukup bagus, sehingga tidak perlu ada kekhawatiran soal pemain pengganti dalam menjalani laga final melawan Thailand. Thailand sendiri ke final SEA Games 2023 usai mengalahkan Myanmar dengan skor 3-0.
Terkait absennya Arhan, Indra Sjafri mengaku cukup menyayangkan. Namun semua itu tidak dipermasalahkan karena dalam semua pertandingan segala kemungkinan bakal terjadi termasuk mendapatkan kartu.
“Dia (Arhan) sangat sedih dan sangat bersalah. Tapi saya bilang ini adalah kemenangan bersama,” kata pelatih asal Sumatera Barat itu.
Pratama Arhan mendapat kartu merah pada pertandingan semifinal SEA Games 2023 Indonesia vs Vietnam, Sabtu (13/5). Ia diusir wasit lantaran mendapat dua kartu kuning dalam pertandingan tersebut meski Indonesia akhirnya menang 3-2 dalam pertandingan itu.
Lolosnya Timnas Indonesia ke final membuka peluang untuk merebut medali emas kejuaraan multicabang dua tahunan itu. Terakhir timnas meraihnya pada SEA Games 1991 Manila.