Seoul, KabarBerita.id — Presiden Amerika Serikat Donald Trump tiba di China pada Rabu setelah memberi peringatan kepada pemimpin Korea Utara Kim Jong-un bahwa senjata nuklir tidak membuat negaranya lebih aman dan meletakkan pemerintahannya dalam bahaya besar.
Trump berbicara dengan nada keras dan melawan Korut dalam pidato luas di Seoul, yang mengajukan tuduhan khas atas pelanggaran hak asasi manusia terhadap Pyongyang. Ia meminta negara di seluruh dunia mengucilkan Pyongyang dengan menolak “segala sesuatu dalam bentuk dukungan, pasokan atau penerimaan”.
“Jangan meremehkan kami dan jangan coba-coba terhadap kami,” kata Trump kepada Korut saat berkunjung ke Korea Selatan dengan pidato di Majelis Nasional, sebelum berangkat ke Beijing dalam kunjungan resmi pertamanya.
Trump mengatakan bahwa masyarakat di Korut mengalami “kerja paksa” dan beberapa pejabat pemerintah, yang disuap, bekerja sebagai “budak” di luar negeri ketimbang tinggal di bawah pemerintahan di tanah airnya. Dia tidak memberikan bukti untuk mendukung tuduhan tersebut.
Trump berbicara dengan nada kasar dan tanpa kompromi melawan Korut terjadi sehari setelah dia muncul untuk memutar kembali retorika pertikaian, yang telah memicu ketakutan di Asia timur atas risiko konflik militer. Pada Selasa, Trump bahkan menawarkan pembukaan diplomatik ke Pyongyang untuk “membuat kesepakatan.”
Trump terlihat meunjukkan lebih banyak serangannya, namun dia menjanjikan “jalan yang lebih baik di masa depan” untuk Korut jika mereka menghentikan pengembangan msiil balistik dan menyetujui “denuklirisasi menyeluruh, dapat diverifikasi dan total” – hal yang tidak akan pernah dilakukan Pyongyang.
“Kami tidak akan membiarkan kota-kota di Amerika terancam kehancuran. Kami tidak akan terintimidasi,” katanya kepada anggota parlemen Korsel. “Dan kita tidak akan membiarkan kekejaman terburuk dalam sejarah terulang di sini, di atas tanah ini yang kita perjuangkan dan mati untuk mempertahankannya,” ujar Trump.