Berita  

Trump Berharap Segera Bertemu Dengan Kim Jong-Un

Washington, Kabarberita.id– Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Rabu (2/1) bahwa ia telah menerima surat dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un.

Trump berharap akan bertemu lagi dengan Kim segera sebagai bagian dari upaya Pemerintah AS untuk menekan Pyongyang agar menghentikan program nuklirnya.

Ketika berbicara kepada para wartawan di Gedung Putih, Trump membela perundingannya dengan Kim dan mengatakan ia tidak pernah menekankan kecepatan soal penghapusan senjata nuklir Pyongyang.

Ketika bertemu dengan Trump untuk pertama kalinya di Singapura pada Juni tahun lalu, Kim berjanji untuk menjalankan langkah menuju denuklirisasi Semenanjung Korea. Namun sejak itu, pertemuan belum banyak menghasilkan kemajuan nyata.

Kim, dalam pidatonya yang disiarkan televisi nasional dalam rangka menyambut Tahun Baru, mengatakan ia siap bertemu kembali dengan Trump kapan pun. Tapi, Kim juga memperingatkan bahwa ia kemungkinan akan mengambil langkah baru jika AS tetap menerapkan sanksi dan terus menekan negaranya.

Sehari sebelumnya, surat kabar Korea Selatan Chosun Ilbo melaporkan bahwa Kim telah mengirim pesan kepada Trump menyangkut perundingan yang macet soal nuklir.

Laporan tersebut tidak menyebutkan keterangan rinci soal komunikasi lewat surat itu.

Trump mengatakan kepada para wartawan, Rabu, bahwa surat dari Kim bagus dan bahwa ia sebenarnya ingin membacakannya dengan suara keras.

Presiden AS itu pernah mengatakan bahwa pertemuannya yang kedua dengan Kim kemungkinan akan berlangsung pada Januari atau Februari. Namun, Trump bulan lalu mengatakan di Twitter bahwa ia “tidak tergesa-gesa.” Dalam pidato yang disampaikannya pada Selasa (1/1), Kim mengatakan penghapusan senjata nuklir adalah “kemauannya yang tegas” dan Korea Utara sudah “menyatakan di dalam dan luar negeri bahwa kita tidak akan lagi membuat atau menguji coba senjata nuklir ataupun menggunakan dan mengembangkannya.” Kim memperingatkan bahwa Korut mungkin “terpaksa harus mengambil langkah baru” untuk melindungi kedaulatannya jika Amerika Serikat “berupaya memaksakan kehendaknya secara sepihak terhadap kita … dan tidak mengubah sikap soal sanksi dan tekanan.”

Tinggalkan Balasan