Sangatta, KabarBerita.id — Tidak bisa dipungkiri, musibah banjir yang merendam Sangatta sejak tanggal 19-23 Maret 2022, menimbulkan banyak kerusakan fasilitas umum hingga kerugian materi turut dialami puluhan ribu warga di dua wilayah yakni Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan. Bahkan musibah banjir kali ini disebut sebagian warga sebagai banjir terparah yang terjadi di Sangatta sejak tiga dasawarsa terakhir.
Berangkat dari penderitaan yang dirasakan warga tersebut, Fraksi Rakyat Kutim (FRK) berinisiasi melakukan pendataan warga yang menjadi korban musibah banjir, menggunakan fitur digital google formulir. Dari hasil pendataan daring yang dilakukan sejak tanggal 20-27 Maret 2021, mencatat sebanyak 674 unit rumah warga rusak akibat diterjang banjir.
Kerusakan tersebut terdiri dari 53,6% rusak sedang, 26,4% rusak ringan dan 19,9% rusak berat, yang meliputi dua wilayah diantaranya Kecamatan Sangatta Utara sebanyak 492 rumah serta Sangatta Selatan 182 rumah. Berdasarkan hal tersebut, FRK bersama perwakilan warga terdampak banjir menyerahkan data kepada Bupati Kutai Timur, Senin (28/3) pagi, pukul 09.00 WITA.
Kondisi rumah warga Sangatta yang menjadi korban musibah banjir di Sangatta, belum lama ini (Ist)
Mariatin (37) Ibu beranak tiga yang berprofesi sebagai kurir itu mengungkapkan, banjir tahun ini merupakan yang terparah sejak 20 tahun terakhir, dan bahkan tidak dia sangka bisa merendam rumahnya dengan ketinggian air mencapai 60 centimeter atau sepaha orang dewasa.
Kondisi rumah warga Sangatta yang menjadi korban musibah banjir di Sangatta, belum lama ini (Ist).
Kondisi rumah warga Sangatta yang menjadi korban musibah banjir di Sangatta, belum lama ini (Ist)
Tak hanya itu, dia bahkan tak menerima bantuan makanan siap saji dan sembako dari pemerintah melalui dinas terkait ketika banjir terjadi maupun setelah air berangsur menurun.
Kedua warga tersebut turut terlibat mengikuti pendataan daring korban banjir Sangatta, yang diupayakan oleh FRK. Hal itu disampaikan oleh Humas FRK untuk korban banjir Nur Aziza Aprilia bahwa data tersebut merupakan stimulus kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Timur.
Disamping itu, Aziza menyayangkan ketidakhadiran Bupati saat penyerahan data dilakukan bersama masyarakat. Padahal surat permohonan audiensi telah dilayangkan pada hari Jumat (25/3) yang lalu, untuk pertemuan hari ini.