Terkait Usulan Presiden 3 Periode, Arief Poyuono Dianggap Menjilat Jokowi

Jakarta, KabarBerita.id — Usulan masa jabatan presiden tiga periode pada dasarnya dimaksudkan agar kepala negara bisa maksimal menuntaskan janji dan program kerjanya.

Oleh karena itu, Arief Poyuono sebagai salah satu pengusul penambahan masa kerja presiden merasa aneh dengan respons negatif para elite politik di Tanah Air.

Terlebih bila usulan tersebut dianggap sebagai upaya mencari muka kepada Presiden Joko Widodo.

“Sangat aneh bila usulan saya itu dianggap menjilat atau menampar muka Presiden Jokowi, apalagi cari muka kata menteri dan orang dekat Jokowi yang tidak setuju usulan saya,” kata Arief Poyuono (17/3).

Ia menjelaskan, usulan penambahan masa kerja kepala negara juga bukan sekadar melempar isu. Ada mekanisme tersendiri yang bisa dilakukan, yakni dengan mengamandemen UUD 1945 yang mengatur soal jabatan presiden maksimal dua periode.

Tak hanya itu, usulan tersebut juga bukan semata-mata memuluskan langkah Presiden Jokowi melanggengkan kekuasaan, melainkan bagi calon pemimpin masa depan agar bisa menuntaskan kerjanya.

Sebab, hasil akhir seseorang bisa menjabat presiden adalah melalui pemilihan umum.

“Terkait Pak Jokowi menolak atau tidak berminat (tiga periode), itu karena memang belum ada konstitusi yang mengatur dan perlu diamandemen,” demikian Arief Poyuono.

Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD menyebut usulan presiden 3 periode merupakan bentuk upaya menjilat. Hal itu ia sampaikan dengan mengutip pernyataan Jokowi sebelumnya.

“Kalau ada orang-orang mendorong Pak Jokowi menjadi presiden lagi, kata Pak Jokowi, itu hanya dua alasannya. Satu ingin menjerumuskan, dua ingin menjilat. Itu kata Pak Jokowi,” kata Mahfud MD.

 

Tinggalkan Balasan