Magelang, KabarBerita.id — Wisata religi dinilai bisa membantu pemulihan pariwisata di Candi Borobudur dan sekitarnya saat kunjungan wisatawan lesu di tengah pandemi Covid-19. Wakil Presiden Asosiation Budhis Tour Operators (ABTO), Effendi Hansen, mengatakan bahwa wisata religi bisa ikut menyegarkan kembali pangsa pasar yang turun di kala pandemi.
Dia menyampaikan hal tersebut usai mengikuti ritual doa bersama 25 biksu perwakilan dari berbagai sangha Buddha di pelataran Candi Borobudur. Ritual doa bersama diawali dengan melantunkan pujian Parita Suci.
Selanjutnya dengan berbaris mereka melakukan pradaksina atau mengelilingi candi searah jarum jam sebanyak tiga kali putaran. Dia mengatakan, sektor ekonomi yang terpuruk dalam masa pandemi ini, salah satunya sektor turisme.
“Buddhis di Asia ada 40 persen, semoga giat wisata religi Borobudur dapat terus dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (18/3).
Candi Borobudur ditetapkan sebagai warisan situs budaya dunia oleh UNESCO. Keberadaan situs budaya bercorak Buddha ini tidak hanya menarik wisatawan yang ingin berlibur dan menikmati keindahannya, namun juga sebagai situs wisata religi dengan nilai-nilai spiritual dari relief yang terpatri di dalamnya.
Dirjen Bimas Buddha, Chaliadi, mengatakan Pemerintah Indonesia mendukung penuh keberadaan Candi Borobudur sebagai destinasi wisata religi dunia. Saat ini Borobudur menjadi salah satu destinasi super prioritas untuk mendukung keberadaan Borobudur menjadi tujuan wisata religi dunia.
“Hal ini menjadi kebanggaan dan mendukung program pemerintah untuk kesejahteraan rakyat Indonesia,” ujar Chaliadi.
Salah satu bentuk dukungan pemerintah yaitu perencanaan pemasangan Catra di stupa utama Borobudur. Catra ini dapat meningkatkan aura spiritual Candi Borobudur. “Kami sudah ke tingkat kementerian, sudah dibawa ke tingkat Menko dan akan dibawa ke tingkat ratas presiden, bahwa program pemerintah akan dilaksanakan pemasangan Catra Borobudur ini,” jelasnya.
Pemasangan tersebut dinilai akan menjadi salah satu pamor atau aura untuk bagaimana dunia akan dapat melirik wisata religi dunia. Catra adalah bagian atas dari stupa Candi Borobudur yang berada pada lantai paling tinggi. Catra berbentuk seperti payung tersebut saat ini masih disimpan di Museum Karmawibhangga Taman Wisata Candi Borobudur.
General Manager PT TWC Unit Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sedana menyampaikan selaku pengelola zona II kawasan Candi Borobudur mendukung penuh ritual keagamaan ini. “Kami sangat mendukung. Kami berharap kegiatan ini bisa terus dilaksanakan,” ujarnya.