Jakarta, KabarBerita.id — Tentara Israel telah kembali melakukan serangan yang menyasar penduduk sipil di Gaza yang tengah mengantri untuk mendapatkan roti di sebuah toko. Puluhan orang, termasuk wanita dan anak-anak, tewas akibat penembakan oleh militer Israel.
Serangan ini menyebabkan Rumah Sakit al-Shifa di Gaza mengalami kelebihan kapasitas untuk menangani puluhan korban tewas dan terluka akibat serangan tersebut.
“Dalam kejadian tragis ini, orang-orang antri untuk mendapatkan sepotong roti dan tiba-tiba mereka ditembaki, menyebabkan banyak korban warga sipil yang tak bersalah,” kata Direktur Rumah Sakit Al-Shifa, Mohammed Abu Salimi, kepada Al Jazeera pada Rabu (1/11).
Ia menduga serangan tersebut adalah tindakan pembunuhan yang direncanakan, mirip dengan serangan bom yang menghancurkan kamp pengungsian terbesar di Gaza. Tentara Israel dianggap tidak mengindahkan status penduduk Gaza dan melancarkan serangan yang merenggut nyawa warga sipil.
“Kemarin, ratusan orang tewas di Jabalia, hari ini di toko roti Gaza, ini adalah pembunuhan yang direncanakan,” tegasnya.
“Dengan wanita, anak-anak, dan warga sipil tak bersenjata yang tidak bersalah antri untuk mendapatkan roti, mereka ditembak secara sembrono,” tambah Abu Salimi.
Ia juga melaporkan bahwa unit perawatan intensif dan unit gawat darurat di RS Al-Shifa sudah terlalu penuh, dan persediaan obat-obatan semakin menipis.
“Setiap tempat tidur sudah penuh. Kami sangat padat, dan stok obat-obatan semakin menipis,” katanya.
Youmna ElSayed dari Al Jazeera yang melaporkan dari Gaza menjelaskan bahwa toko roti yang diserang berjarak “kurang dari satu kilometer” dari rumah sakit.
Dia menambahkan bahwa hanya sedikit toko roti yang tersisa di Gaza karena banyak di antaranya entah diserang atau hancur dalam serangan udara Israel.
Sejak pecahnya perang dan agresi Israel terhadap Palestina, lebih dari 8.000 orang telah tewas dan ribuan lainnya terluka.
Selain itu, perang dan blokade Israel di Gaza telah membuat dua rumah sakit utama, yakni Rumah Sakit Al Shifa dan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, hampir kolaps karena semakin menipisnya stok bahan bakar yang diperlukan untuk menjalankan generator listrik.
Di sisi lain, Tentara Pertahanan Israel (IDF) mengingatkan bahwa mereka telah memberi peringatan kepada penduduk Gaza untuk pindah ke selatan demi keamanan mereka.
“Ini adalah tragedi perang. Seperti yang Anda ketahui, kami telah memperingatkan selama beberapa hari agar warga sipil yang tidak terlibat dengan Hamas pindah ke selatan,” ujar IDF.