Jakarta, KabarBerita.id — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadapi tekanan yang semakin besar terkait agresi brutalnya di Jalur Gaza Palestina yang telah berlangsung hampir dua bulan. Meskipun mendapat dukungan awal dari sekutu dekat seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, dukungan tersebut mulai berkurang dengan panggilan hati-hati dan permintaan untuk menahan diri.
Dilansir dari Al Jazeera, Gedung Putih kini memberikan peringatan kepada Netanyahu untuk mengubah strategi agresifnya di Gaza jika ingin mempertahankan dukungan sekutu. Bahkan, Presiden AS Joe Biden dikabarkan mengalami kesulitan menghadapi Israel yang dinilai semakin “di luar kendali” terkait strategi militer mereka di Gaza.
Biden secara terbuka memperingatkan Netanyahu bahwa ia terus kehilangan dukungan internasional akibat agresi brutal di Jalur Gaza. Dalam pertemuan dengan donor kampanye Partai Demokrat, Biden menekankan bahwa keamanan Israel bergantung pada dukungan internasional, dan saat ini Israel mulai kehilangan dukungan tersebut karena tindakan pemboman tanpa pandang bulu.
Tak hanya Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, tetapi juga dari dalam negeri, posisi Netanyahu semakin terpojok. Setelah dianggap gagal melindungi keamanan nasional dan warganya yang disandera oleh milisi Palestina, sebagian warga Israel menilai Netanyahu tidak mampu menjaga stabilitas dan mendukung kebijakan yang efektif.
Dengan terus meningkatnya tekanan dari berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri, Netanyahu dihadapkan pada tantangan serius terkait kebijakan agresifnya di Gaza yang telah menimbulkan kerugian besar, baik dalam jumlah korban jiwa maupun dukungan internasional.