Jakarta, KabarBerita.id — Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov memuji Indonesia yang tak ikut-ikutan Amerika Serikat dan sekutunya menjatuhkan sanksi terhadap Moskow terkait invasi di Ukraina.
Menurut Lavrov, terlepas dari berbagai sanksi anti-Rusia yang ilegal dari AS dan sekutunya, semangat kerja sama Indonesia-Rusia justru tetap konstruktif.
“Saya senang bahwa terlepas dari sanksi anti-Rusia ilegal yang dijatuhkan oleh Washington dan sekutunya, kerja sama Rusia-Indonesia tetap mempertahankan semangat yang konstruktif,” kata Lavrov menurut transkrip wawancaranya dengan media Indonesia yang dirilis Kemlu Rusia pada Selasa (11/7).
Indonesia selama ini menerapkan politik luar negeri bebas aktif yang tak terikat dengan aliansi tertentu.
Rusia dan Indonesia memiliki kerangka hukum dan kontrak yang luas dengan mengandalkan Deklarasi Dasar Hubungan Persahabatan dan Mitra di Abad ke-21 yang ditandatangani pada 2003 lalu.
Menurut Lavrov, hubungan kedua negara juga telah mencapai tingkat kemitraan strategis. Dialog politik Rusia-Indonesia berlangsung dengan intensitas yang tinggi.
Pada Juni 2022, Moskow menjadi tuan rumah pembicaraan antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden Joko Widodo. Pada Desember 2022, Ketua Dewan Federasi Valentina Matviyenko melakukan kunjungan kerja ke Jakarta.
Kerja sama perdagangan dan ekonomi pun, kata dia, berkembang. Pada 2022, perdagangan meningkat hampir 45 persen menjadi $4,79 miliar.
“Sebagai menteri luar negeri, saya ingin menekankan kerja sama konstruktif kita di PBB dan forum multilateral lain mencakup berbagai masalah internasional yang mendesak, termasuk ketahanan pangan dan energi,” ungkap Lavrov.
Tahun ini, Moskow bekerja sama dengan Jakarta sebagai Ketua ASEAN saat ini dalam agenda Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur (East Asia Summit), ASEAN Regional Forum (ARF), ASEAN Defense Ministers’ Meeting (ADMM-Plus), dan Kemitraan Strategis Rusia-ASEAN.