Taiwan Kirim Bantuan Rp3,9 M ke Ukraina Ketika Terancam Invasi China

Jakarta, KabarBerita.id — Taiwan bakal mengirim bantuan Rp3,9 miliar atau $8 juta dolar Taiwan bagi ibu kota Kyiv, Ukraina, di tengah gempuran Rusia yang kian menggila di wilayah timur hingga selatan negara Eropa itu.

Bantuan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu saat berkomunikasi virtual dengan Walikota Kyiv Vitali Klitschko pada Sabtu (23/4).

Sumbangan itu, kata Wu, termasuk $3 juta untuk pemerintah Kyiv dan tambahan $5 juta untuk enam rumah sakit lokal. Ini adalah keempat kalinya Taiwan mengirimkan sumbangannya ke negara yang dilanda perang itu.

Selama panggilan video, Wu mengatakan invasi Rusia ke Ukraina tidak hanya menyebabkan kerugian besar bagi rakyat Ukraina, tetapi juga mengancam tatanan internasional dan demokrasi. Dia menambahkan Taiwan dan Ukraina adalah mitra yang berbagi ideologi demokrasi dan berada di garis depan dalam menggagalkan ekspansi totalitarianisme.

“perdamaian hanya dapat dimulai ketika tentara Rusia terakhir meninggalkan Ukraina,” kata Klitschko.

Dia juga mendesak Taiwan dan masyarakat internasional mengutuk dan memberikan sanksi kepada Rusia sepenuhnya.

Pengiriman bantuan ini dilakukan Taiwan ketika masih terancam agresi China yang memandang Taipei sebagai wilayah pembangkang karena ingin memerdekakan diri.

Relasi China dan Taiwan terus menegang dalam beberapa tahun terakhir, terutama ketika Presiden Tsai Ing-wen bersumpah ingin membawa Taiwan merdeka dan kini semakin dekat dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat.

Presiden China Xi Jinping berulang kali menegaskan negaranya tak akan membiarkan Taiwan merdeka. Xi menegaskan China bisa melakukan apa saja guna mempertahankan Taiwan sebagai bangian dari wilayahnya, termasuk secara paksa dan militer.

China juga terus gencar memprovokasi dengan mengirim ratusan jet tempurnya menerobos wilayah Taiwan dan menggelar berbagai simulasi perang di sekeliling Taiwan.

Banyak ahli memprediksi nasib Taiwan bisa seperti Ukraina yang digempur Rusia sejak 24 Februari lalu. China bisa saja melancarkan operasi militer serupa di Taiwan seperti yang dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina.

Akibat hal itu, Taiwan sampai-sampai mempelajari taktik perang Ukraina melawan Rusia sebagai antisipasi jika diserang China.

Tinggalkan Balasan