Jakarta, KabarBerita.id — Tidur yang nyenyak sangat penting untuk kesehatan secara keseluruhan. Namun hal ini tak selalu mudah untuk didapat ketika Anda berbagi tempat tidur dengan pasangan.
Faktanya, bagi banyak orang AS, memilih untuk ‘cerai tidur’ atau tidur terpisah dilakukan untuk mendapatkan tidur yang lebih nyenyak.
American Academy of Sleep Medicine (AASM) melakukan survei dari tanggal 24-29 Maret silam. Survei ini menanyakan kepada orang-orang tentang cara mereka menyesuaikan rutinitas tidur mereka untuk pasangan mereka.
Berbagi kasur dengan pasangan mungkin bisa membuat sebagian orang sulit untuk mendapatkan tidur yang nyenyak. Entah pasangan mendengkur dengan sangat keras, berguling kesana kemari, atau kebiasaan lain yang membuat seseorang sulit tidur.
Karena hal ini, tak sedikit orang yang mencari cara untuk tetap bisa tidur dengan nyenyak di tengah gangguan tersebut.
Beberapa responden mengatakan bahwa mereka menggunakan penyumbat telinga, alarm senyap, atau masker mata. Sementara yang lain tidur lebih awal atau lebih lambat dari waktu yang mereka inginkan untuk mengakomodasi pasangan mereka.
Menariknya hasil survei menunjukkan sekitar sepertiga dari responden mengatakan bahwa mereka tidur di kamar lain sesekali atau secara konsisten untuk mengakomodasi pasangan tidur mereka.
Dengan kata lain, mereka memilih untuk melakukan ‘cerai tidur’ atau tidur secara terpisah dengan pasangannya.
Survei juga menunjukkan pria lebih cenderung melakukan hal ini dibandingkan dengan wanita.
Dalam hal generasi, generasi milenial (berusia 27-42 tahun) tampaknya paling mungkin melakukan hal ini, diikuti oleh mereka yang berada di Gen X (berusia 43-58 tahun), Gen Z (berusia 18-26 tahun), dan baby boomers (berusia 59-76 tahun).
“Kita tahu bahwa kurang tidur dapat memperburuk suasana hati Anda, dan mereka yang kurang tidur lebih mungkin untuk berdebat dengan pasangannya. Mungkin ada kebencian terhadap orang yang menyebabkan gangguan tidur yang dapat berdampak negatif pada hubungan,” kata Seema Khosla, ahli paru dan juru bicara AASM dalam sebuah rilis berita, mengutip Medical Daily.
“Tidur nyenyak di malam hari adalah hal yang penting bagi kesehatan dan kebahagiaan, jadi tidak mengherankan jika beberapa pasangan memilih untuk tidur terpisah demi kesehatan mereka secara keseluruhan.”
Kurang tidur bukan hanya masalah tidak bisa beristirahat. Bahkan hanya satu malam tanpa tidur dapat membuat seseorang mengantuk dan mudah tersinggung. Menurut Sleep Foundation, mereka mungkin juga kekurangan energi dan mengalami perlambatan berpikir.
Kurang tidur kronis juga dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, mulai dari penyakit kardiovaskular dan obesitas hingga kelainan hormon dan gangguan kesehatan mental.
“Tidur memainkan peran mendasar dalam fungsi hampir semua sistem tubuh, sehingga kurang tidur secara terus-menerus dapat menimbulkan risiko yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental,” kata Sleep Foundation.
“Meskipun istilah ‘cerai tidur’ terkesan kasar, namun sebenarnya istilah ini hanya berarti orang memprioritaskan tidur dan pindah ke kamar terpisah di malam hari saat dibutuhkan,” imbuh Khosla.
Menurutnya ada saatnya ketika dengkuran keras pasangan mungkin menandakan sesuatu yang lebih serius seperti sleep apnea atau apnea tidur.
Apnea tidur bukan hanya masalah dengkuran yang keras. Kondisi ini adalah gangguan tidur yang berpotensi serius yang dapat menyebabkan gejala seperti kelelahan, kehilangan ingatan, dan kesulitan untuk tetap terjaga saat mengemudi.
Jika Anda merasa Anda atau pasangan mengalami apnea tidur, Anda harus mendiskusikannya dengan dokter untuk mencegah kemungkinan komplikasi seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung, dan bahkan diabetes tipe 2.