Tokyo, KabarBerita.id — Keputusan Jepang untuk melarang adanya suporter asing untuk hadir secara langsung dalam gelaran Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo merupakan hal yang sangat berat. Pasalnya Jepang terpaksa mengalami kerugian yang tidak sedikit.
Menurut para ekonom di lembaga think tank Dai-ichi Life Research Institute, Jepang akan mengalami kerugian hingga hampir 150 miliar yen atau setara dengan Rp 19,7 triliun (Rp 131/yen) karena tidak adanya suporter asing.
Perkiraan yang sama disuarakan oleh Takahide Kiuchi dari Nomura Research Institute, seperti dimuat NHK.
Pada Sabtu (20/3), penyelenggara Olimpiade Tokyo mengumumkan bahwa suporter asing tidak akan diizinkan untuk masuk ke Jepang karena pandemi Covid-19.
CoSport, penyedia tiket Olimpiade dan paket perhotelan terbesar di dunia, mengatakan akan mulai mengembalikan uang pelanggan segera setelah menerima dana dari pihak penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020.
Dikutip dari Sputnik, 630 ribu tiket akan dikembalikan pada pelanggan.
Keputusan untuk melarang adanya suporter asing juga diterima oleh Komite Olimpiade Internasional (OIC). Presiden OIC, Thomas Bach pun menyatakan pihaknya menghormati keputusan tersebut.
“Kami berbagi kekecewaan dari semua penggemar Olimpiade yang antusias dari seluruh dunia, dan tentu saja keluarga dan teman para atlet, yang berencana datang ke Olimpiade,” ujar Bach.
“Untuk ini saya benar-benar minta maaf. Kami tahu bahwa ini adalah pengorbanan yang besar untuk semua orang. Kami telah mengatakan sejak awal pandemi ini membutuhkan pengorbanan,” lanjutnya.
Olimpiade Tokyo seharusnya digelar pada 2020, namun ditunda menjadi Juli hingga Agustus 2021 karena pandemi Covid-19.