Jakarta, KabarBerita.id — PP PBSI berencana akan mengingatkan atlet ganda putera Kevin Sanjaya Sukamuljo menyusul insiden yang terjadi di babak perempat final Blibli Indonesia Open 2018, Jumat (06/07/2018).
Kevin Sanjaya dan pasangannya Marcus Fernaldi Gideon mengajukan protes atas keputusan wasit pada saat mereka menghadapi pasangan Denmark, Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding. Pertandingan sempat tertunda beberapa menit dan Kevin sempat mengajukan protes kepada wasit dan sempat menunjukan gesture (gerak tubuh) kepada lawannya mau pun penoton, antara lain dengan mengacungkan jempol ke bawah.
“Kami mendukung permintaan Marcus dan Kevin untuk mengajukan keluhan kepoada BWF tentang cara kerja wasit. Namun di samping itu, kami juga berencana mengajak bicara mereka berdua -terutama Kevin- tentang hal-hal yang dapat berisiko di masa depan,” kata Sekjen PP PBSI, Achmad Budiharto di Istora Senayan, Minggu (08/07/2016).
Menurut Budiharto mereka menerima keluhan Kevin dan Marcus tentang ancaman pemberian kartu hitam oleh salah seorang ofisial BWF di ruang ganti setelah pertandingan usai. “Secara peraturan referee memang berhak mengeluarkan kartu hitam kepada pemain yang dianggap bersikap berlebihan. Risikonya, si pemain dapat terkena diskualifikasi dan tidak diperbolehkan melanjutkan pertandingan,” kata Budiharto lagi.
Meski berjanji akan meneruskan keluhan pasangan peringkat satu dunia ini, Budiharto berharap kedua pemain tersebut juga terbuka dengan masukan terutama dari pengurus dan pelatih. “Kami akan meminta para pelatih ganda untuk bicara dengan mereka soal permintaan untuk lebih menahan diri di lapangan. Apalagi di tahun depan (2019) kita akan mulai menghadapi tahun kualifikasi menuju Olimpiade Tokyo 2020. Jangan sampai mereka justru dirugikan soal ini,” lanjutnya lagi.
“Kami paham Kevin masih muda dan situasi saat itu memang sangat memancing emosi. Namun untuk kepentingan lebih besar dan jauh, tentunya tak ada salahnya bila kita bisa menahan diri,” lanjut Budiharto.