Studi Ungkap Plasenta Bayi Dalam Kandungan Dapat Rusak Akibat Covid-19

Jakarta, KabarBerita.id — Covid-19 dapat mempengaruhi Janin yang sedang tumbuh dalam kandungan ibu hamil. Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa covid dapat merusak Plasenta bayi dalam kandungan ibu hamil terutama ibu yang belum melakukan vaksinasi.

Menurut penelitian dalam jurnal Archives of Pathology & Laboratory Medicine, covid bisa menyerang dan menghancurkan Plasenta organ vaskular yang berfungsi sebagai jalur kehidupan Janin yang dapat menyebabkan sesak nafas dan lahir mati.

Lebih lanjut studi tersebut mengatakan bahwa tidak seperti Patogen penyakit lain yang membunuh Janin dengan cara menginveksi secara langsung, virus Corona menyebabkan Plasenta hancur dan membuat Janin kurang oksigen.

Pada studi tersebut para peneliti melakukan penelitian dengan 68 kematian Perinatal di 12 negara.

Semua 68 bayi lahir mati atau meninggal dalam waktu tujuh hari setelah dilahirkan.

Semuanya memiliki ibu yang tidak di vaksinasi dan telah ter infeksi virus Corona ketika sedang hamil. Studi mereka juga termasuk melakukan pemeriksaan terhadap 68 Plasenta serta 30 otopsi.

Dalam penelitian awal telah menunjukkan plasentasi SARS-CoV-2 terjadi selama beberapa hari hingga dua minggu.

Maka disarankan dokter kandungan untuk melakukan USG trimester ketiga pada wanita yang telah ter infeksi covid selama kehamilan untuk menyaring tanda tanda peringatan yang dapat membahayakan bayi.

Pentingnya vaksinasi Covid-19

Setelah mengetahui bahwa virus Corona dapat merusak Plasenta ibu hamil dokter mengatakan satu-satunya cara yang terbaik untuk wanita hamil melindungi diri mereka dan bayinya adalah dengan mendapatkan vaksin Corona.

CDC, American College of Obstetricians & Gynecologists, dan Society for Maternal-Fetal Medicine merekomendasikan agar wanita hamil divaksinasi terhadap Covid.

Bukti yang menunjukkan keamanan vaksin untuk ibu hamil dan bayi nya juga terus bertambah. Sebuah studi di Israel yang diterbitkan Kamis di JAMA Pediatrics telah melibatkan 24000 bayi dan tidak menemukan perbedaan resiko kelahiran Prematur atau berat badan lahir rendah diantara ibu yang vaksin maupun yang tidak vaksin.

Tinggalkan Balasan