Siapa yang Berisiko Gejala Berat Hingga Kematian Akibat Omicron?

Jakarta, KabarBerita.id — China kembali melaporkan kematian akibat Covid-19. Dalam sepekan terakhir, Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) mencatat tujuh kasus kematian akibat Covid-19.

China memang kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19. Diduga, penyebabnya adalah kehadiran subvarian Omicron BF.7 yang teranyar.

Omicron sendiri merupakan salah satu varian SARS-CoV-2 yang kini tengah merajalela. Para ahli sepakat bahwa varian ini menimbulkan gejala yang cukup ringan atau tak lebih parah dari varian sebelumnya seperti Delta.

Pertanyaannya, siapa saja sebenarnya yang memiliki risiko tinggi mengalami gejala berat hingga kematian yang disebabkan varian Omicron?

Dokter spesialis paru Erlang Samoedro, mengingatkan bahwa meskipun gejala Omicron cenderung semakin ringan, namun penularannya tetap tinggi. Subvarian BF.7 sendiri disebut-sebut memiliki kemampuan infeksi terkuat dan lebih cepat menular daripada subvarian lainnya.

“Sehingga orang yang berisiko tinggi [mengalami kematian] adalah orang tua [lansia], yang punya komorbid, dan yang tidak mendapatkan vaksin,” ujar Erlang saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (22/12).

Pasalnya, infeksi virus corona penyebab Covid-19 membuat penyakit bawaan bisa kambuh.

“Jika komorbidnya berat, hal tersebut bisa mengakibatkan pasien memiliki gejala yang lebih fatal hingga mengalami kematian,” tambah Erlang menjelaskan.

Dilaporkan juga dari Global Times, pakar epidemiologi China Wang Guiqiang mengatakan bahwa kematian pasien Covid-19 bukan karena infeksi Omicron, melainkan dari penyakit bawaan pasien.

Wang bersikukuh bahwa penyebab utama banyaknya kasus kematian pasien Covid-19 adalah penyakit bawaan.

Wang mengakui bahwa Omicron masih jadi penyebab pneumonia dalam beberapa kasus Covid-19. Namun menurutnya, jarang sekali yang menyebabkan kegagalan pada saluran pernapasan.

Wang juga mencatat bahwa hanya sedikit orang lansia yang meninggal secara langsung akibat kegagalan pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh Covid-19.

Tinggalkan Balasan