Kabar Berita.id -Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memastikan, hingga saat ini terdapat seribuan lebih pegawai di sektor ritel yang nasibnya belum jelas usai banyaknya toko serba ada (toserba) alias ritel yang tutup.
Diketahui, toko ritel di Indonesia yang pertama kali tutup terjadi pada Seven-Eleven, kemudian belum lama ini Lotus dan Debenhams.
“Kita belum dapat data, tapi kalau kaya sevel itukan kita hitung ada 167 toko, kalau 160 kali 5 orang lah itu sudah 800-an ditambah dengan format yang lain, mungkin sudah sekitar 1.200 orang, itu dari sevel dan dengan yang lain-lain,” kata Ketua Umum Aprindo Roy Mandey di Jakarta, Rabu (1/11/2017).
Mengenai nasibnya, Roy mengaku, saat ini pengusaha meminta kepada pemerintah untuk mencarikan jalan keluarnya.
“Kita belum tahu, kita serahkan kepada pemerintah, untuk bantu memikirkan lah, kan kita enggak bisa memikirkan lagi, enggak mampu membayar,” jelas dia.
Sementara CEO Sogo Department Store, Handaka Santosa mengatakan, akan tetap memperdayakan para pekerja yang terkena imbas penutupan toko, seperti Lotus dan Debenhams.
“Jadi gini, satu toko mau ditutup apa yang bisa dipindah ya kita pindahkan, karena kami mau buka, tapi kalau dipindah kejauhan rumahnya, kalau yang rumahnya di Bekasi masa kita kerjakan di Karawaci, terpaksa enggak bisa, kita akan tetapkan aturan pemerintah,” jelas Handaka.
Langkah tersebut diambil, kata Handaka, lantaran sudah terjalinnya hubungan baik antara manajemen dengan para karyawan, apalagi Lotus telah buka sejak 1989 atau selama 27 tahun.
“Apa enggak terikat secara batin, itu bukan putusan yang mudah, kita harus mengambil keputusan, supaya perusahaan ini bisa berkembang, supaya yang eksisting bisa sustain,” tutup Handaka
Sumber : Detik.com