Jakarta, KabarBerita.id — Rusia melancarkan serangan besar-besaran terhadap infrastruktur energi di berbagai wilayah Ukraina pada Senin (26/8). Serangan tersebut mengakibatkan empat orang tewas dan menyebabkan pemadaman listrik di beberapa kota di Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyebut bahwa Rusia menggunakan lebih dari 100 rudal dari berbagai jenis serta sekitar 100 drone Shahed dalam serangan ini. Menurutnya, ini adalah salah satu serangan terbesar sejak invasi Rusia berlangsung lebih dari 2,5 tahun lalu.
Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa rudal dan drone Rusia menargetkan wilayah Kharkiv dan Dnipro di bagian timur garis depan, kota pelabuhan Odesa di selatan, serta ibu kota Kyiv.
“Teroris Rusia sekali lagi menargetkan infrastruktur energi,” ungkap Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal. Ia menyebutkan bahwa setidaknya 15 wilayah menjadi target serangan, dengan berbagai jenis senjata termasuk rudal jelajah dan rudal hipersonik Kinzhal.
Korban tewas tercatat di wilayah Dnipropetrovsk, Zaporizhzhia, Volyn, dan Zhytomyr. Sementara lima orang lainnya terluka di wilayah Poltava bagian tengah.
Perusahaan energi nasional Ukraina, Ukrenergo, terpaksa melakukan pemadaman listrik darurat untuk menstabilkan sistem energi negara itu. Pemadaman listrik dilaporkan terjadi di beberapa kota termasuk Kyiv dan Dnipro.
Militer Ukraina mengaku telah mempersiapkan diri untuk menghadapi serangan besar-besaran ini, yang dianggap sebagai respons atas invasi balik Kyiv ke wilayah perbatasan Kursk.
Presiden Zelensky juga mengumumkan bahwa pasukannya telah maju hingga 3 kilometer di wilayah Kursk dan berhasil menguasai dua pemukiman lagi di area tersebut.