Sepupu Pangeran MbS Ancam Serukan Jihad Usai Saudi-AS Bersitegang

Jakarta, KabarBerita.id — Sepupu Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman (MbS), Saud Al Shaalan, mengancam bakal melancarkan jihad ke Barat menyusul ketegangan Arab Saudi dan Amerika Serikat terkait produksi minyak.

Al Shaalan menyampaikan ancaman itu dalam sebuah video. Salah satu yang mengunggah ulang rekaman tersebut adalah pengacara hak asasi manusia Saudi, Abdullah Alaoudh.

“Untuk Barat: siapa pun yang menentang eksistensi kerajaan, kami akan melakukan jihad dan mati sebagai martir,” kata Al Shaalan dalam video itu, seperti dikutip Middle East Monitor, Minggu (16/10).

Al Shaalan merupakan pemimpin suku dan cucu Raja Abdulaziz, pendiri Arab Saudi.

Ancaman tersebut muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara Riyadh dan Washington karena Saudi enggan untuk memenuhi permintaan AS menambah produksi minyak.

Beberapa pekan lalu, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC+) menyatakan bakal memangkas target produksi minyak sebesar dua juta barel per hari.

Keputusan ini menuai banyak kritik, salah satunya dari Presiden AS, Joe Biden. Ia juga menilai Riyadh bekerja sama dengan Moskow untuk mengurangi produksi minyak.

“Akan ada konsekuensi terkait apa yang mereka [Saudi] lakukan dengan Rusia,” kata Biden.

Rabu lalu, Gedung Putih menyatakan tengah meninjau ulang relasi AS dengan Saudi.

Dalam penilaian itu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS menawarkan sejumlah langkah mencakup menangguhkan penjualan senjata ke Saudi dan membuka litigasi terhadap organisasi itu di Washington.

“Dalam beberapa pekan ke depan, Saudi menyampaikan kepada kami, secara privat dan publik, perhatian mereka untuk mengurangi produksi minyak, yang mana mereka tahu akan meningkatkan sanksi ke Rusia,” kata juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby.

Ia kemudian mengatakan bahwa anggota OPEC yang lain mengaku secara pribadi ke AS, mereka tak setuju dengan keputusan Saudi.

“Namun, (mereka) terpaksa mendukung keputusan Saudi,” kata Kirby mengutip anggota OPEC yang lain.

AS disebut diam-diam mencoba meyakinkan Arab Saudi untuk tak melakukan produksi minyak. Namun lobi AS dianggap tak berhasil.

Washington lalu menuduh Riyadh ‘tunduk’ pada Rusia. Rusia dan AS sendiri tengah tegang karena Washington membatasi harga minyak Moskow buntut invasi Rusia ke Ukraina.

Harga minyak yang terus melambung bisa mempersulit AS menekan inflasi yang sudah meroket tahun ini.

Tinggalkan Balasan