Jakarta, Kabarberita.id – Tersisih di Piala Dunia 2018 Juni lalu bukan suatu kejutan tim sepak bola Arab Saudi, namun untuk Piala Asia 2019 yang dimulai pekan ini, para fans banyak berharap tim negeri kaya minyak itu kembali menjadi yang terkuat di turnamen antarbangsa Asia tersebut.
Arab Saudi pernah mendominasi sepak bola Asia dan mencapai enam dari tujuh partai final Piala Asia mulai 1984 hingga 2007, dimana mereka tiga kali juara.
Namun, kejayaan itu kini tinggal kenangan, dan pada dua edisi terakhir Piala Asia tim berjuluk “Elang Hijau” itu bahkan tersisih di fase grup.
Juan Antinio Pizzi mengantar tim Arab Saudi ke Piala Dunia Rusia 2018 lalu. Meski kalah 0-5 pada pertandingan perdana melawan Rusia, pelatih asal Argenina itu dapat membuat timnya bangkit dan mengalahkan Mesir di laga terakhir grup.
Arab Saudi telah memainkan lima pertandingan persahabatan sejak Piala Dunia 2018. Arab Saudi kalah 0-2 dari Brazil, namun selebihnya mereka tidak terkalahkan meskipun satu-satunya kemenangan hanya didapat saat melawan Yaman.
“Level tim lawan (saat uji coba) sangat bervariasi, jadi cukup memberi efek positif bagi kami sebagai pemain,” kata bek tim Arab Saudi Omar Hawsawi pekan lalu, seperti dikutip Reuters.
“Tim kami terdiri atas pemain muda dan pemain-pemain berpengalaman, dan kami akan bersama-sama untuk satu tujuan,” katanya.
Arab Saudi terakhir menjadi juara Piala Asia pada 1996 di Uni Emirat Arab yang tahun ini kembali menjadi tuan rumah turnamen sepak bola paling bergengsi di Asia itu.
Dengan kondisi stadion dan cuaca yang mirip dengan negara tetangganya itu, Arab Saudi mendapat keuntungan karena seperti bermain di negeri sendiri.
Arab Saudi akan memainkan pertandinngan pertamanya di Grup E melawan Korea Utara pada 8 Januari, kemudian melawan Lebanon dan Qatar.
Pemain berpengalaman seperti Hawsawi akan berperan dalam memperkuat fondasi tim, namun untuk serangan Arab Saudi akan banyak mengandalkan pemain sayap Yahya Al Sheri dan Fahad Al Muwallad.
Salman Al Faraj yang cukup berperan dalam tim Arab Saudi di Piala Dunia 2018, kemungkinan akan menjadi andalan Pizzi jika pemain berusia 29 tahun itu dapat pulih dari cedera paha.
Pizzi memperkirakan timnya bisa lolos fase grup untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir, dimana tahun ini tim dalam grup relatif lebih ringan karena pada Piala Asia 2019 ini jumlah tim peserta ditambah menjadi 24 tim.
Jika gagal lagi tentunya dia pun akan dipecat oleh Federasi Sepak Bola Arab Saudi yang dikenal sering gonta-ganti pelatih.
“Pesan saya untuk semua orang adalah mari menikmati kejuaraan ini,” kata pelatih yang pernah membawa Chile menjuarai Copa America 2016 itu.
“Ingat, Piala Asia adalah suatu turnamen sepak bola, dan kami berhak berpartisipasi di dalamnya. Kami ingin menunjukkan penampilan level tinggi dan kami telah melakukan persiapan yang bagus,” kata Pizzi.