Saat Demokrat KLB Jumpa Pers di Teras Rumah Moeldoko

Jakarta, KabarBerita.id — Inisiator Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat Darmizal mengirim undangan jumpa pers kepada para awak media, Rabu (10/3) malam. Mereka ingin bicara lagi masalah keabsahan KLB di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Dalam undangan, Darmizal mencantumkan lokasi jumpa pers di Kantor DPP Partai Demokrat KLB Sibolangit. Ia menulis alamat Jalan Terusan Lembang Nomor D54, Menteng, Jakarta Pusat.

Alamat itu tak asing bagi awak media massa. Lokasi itu adalah kediaman Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang kini menjabat ketua umum Partai Demokrat versi KLB.

Kamis (11/3) siang, jumpa pers digelar. Awak media massa dipersilakan masuk ke rumah Moeldoko. Ternyata, jumpa pers digelar di halaman depan rumah mantan panglima TNI itu.

Meja dan kursi ditata di teras rumah itu. Sebuah spanduk bertuliskan “Demokrat yang Demokratis” terpasang sebagai latar belakang.

Lokasi acara tak luas, layaknya teras rumah di daerah Menteng. Awak media massa terpaksa berdesakan. Kicauan burung peliharaan Moeldoko pun menyambut kedatangan para jurnalis.

Sekitar pukul 13.00 WIB, jumpa pers dimulai. Namun, tak ada sosok Moeldoko di barisan elite Demokrat versi KLB.

Narasumber dengan jabatan tertinggi hanya Sekjen Partai Demokrat KLB Jhoni Allen Marbun. Ada sejumlah tokoh seperti Max Sopacua dan Darmizal. Sisanya, pendiri Demokrat yang jarang muncul di media massa.

Konferensi pers dimulai dengan pidato singkat Darmizal. Ia menjelaskan rumah Moeldoko dipakai untuk sementara. Menurutnya, markas mereka di Rawamangun, Jakarta Timur sedang direnovasi.

“Tempat ini adalah kediaman pribadi Bapak Ketua Umum Partai Demokrat, Bapak Moeldoko. Kami diberikan kesempatan untuk memakai tempat ini pada hari ini saja karena kebetulan ibu beserta anak-anak dan keluarga lainnya sedang berada di luar kota,” ujar Darmizal.

Setelah itu, Jhoni Allen berpidato. Pidatonya cenderung sama dengan jumpa pers sebelumnya: menyatakan KLB Deli Serdang sah secara undang-undang.

Ada beberapa testimoni dari ketua DPC Demokrat yang ikut kubu Moeldoko. Pernyataan mereka pun sama dengan jumpa pers sebelumnya: kepemimpinan AHY tidak sah, tidak demokratis, dan KLB Deli Serdang absah.

Setelah itu Darmizal menutup jumpa pers. Sang jenderal tak kunjung hadir. Awak media hanya bisa melihat wajah Moeldoko dari lukisan di dekat pintu masuk.

Darmizal sempat melarang jurnalis mengajukan pertanyaan. Namun, ia melunak usai protes beruntun dari jurnalis. Jhoni Allen pun turun tangan meladeni pertanyaan.

Jurnalis bertanya sejumlah hal. Salah satunya soal pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD bahwa pemerintah masih mengakui AD/ART Demokrat tahun 2020 dan kepemimpinan AHY.

Para jurnalis sempat bertanya soal absennya Moeldoko. Namun, Jhoni malah membahas pernyataan AHY beberapa waktu lalu.

Pertanyaan lainnya soal kans Moeldoko nyapres di 2024, kemungkinan Demokrat gabung koalisi Jokowi, dan peran Jokowi di KLB Demokrat. Semuanya dimentahkan Jhoni.

“Begini, kalau mau ke Bandung kita harus mampir dulu ke Bogor. Kalau mau nyampe ke Bandung harus melalui Bogor. Ini kan ke Bogornya belum selesai, jangan dulu kita bicara Bandung, karena mana ada manusia Superman,” ujar Jhoni.

Awak media hanya tertawa merespons analogi-analogi Jhoni selama jumpa pers.

Moeldoko belum hadir lagi di depan publik usai muncul di KLB Demokrat, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada 5 Maret lalu. Pensiunan jenderal bintang empat itu terus mendapat sorotan lantaran mengambil kepemimpinan AHY di Demokrat.

Kepengurusan Demokrat kubu Moeldoko juga belum didaftarkan ke Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Mereka awalnya mengklaim sudah mendaftar, namun dibantah oleh Direktur Tata Negara Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU), Baroto.

Tinggalkan Balasan