Jakarta, KabarBerita.id — Presiden Rusia, Vladimir Putin akan mempertimbangkan untuk kembali ke kesepakatan gandum dengan Ukraina asalkan semua tuntutannya terpenuhi.
Mengutip AFP, ini adalah pertama kalinya pemimpin Rusia tersebut mengomentari sejak Moskow keluar dari kesepakatan penting minggu ini, yang memungkinkan kapal-kapal kargo melintasi dengan aman dari pelabuhan Laut Hitam.
“Kelanjutan kesepakatan gandum dalam bentuk saat ini telah kehilangan artinya,” kata Putin dalam pertemuan pemerintahan.
“Tentu saja, kami akan mempertimbangkan kemungkinan untuk kembali ke kesepakatan tersebut, namun hanya dengan satu syarat: jika semua prinsip yang menjadi dasar kesepakatan yang disetujui oleh Rusia benar-benar diperhatikan dan dipenuhi,” imbuhnya.
Dia menyebutkan penghapusan sanksi atas pasokan gandum dan pupuk Rusia ke pasar dunia sebagai salah satu syarat utama.
Moskow telah berkeluh kesah selama berbulan-bulan bahwa perjanjian terkait yang mengizinkan ekspor makanan dan pupuk Rusia tidak dihormati.
Putin mengatakan bahwa Rusia telah menunjukkan keajaiban ketenangan dan toleransi dengan memperpanjang kesepakatan tersebut beberapa kali.
Namun dia menuduh negara-negara Barat menggunakan kesepakatan tersebut untuk tekanan politik.
“Alih-alih membantu negara-negara yang benar-benar membutuhkan, Barat menggunakan kesepakatan gandum untuk tekanan politik dan mengubahnya menjadi alat untuk memperkaya perusahaan multinasional dan spekulator di pasar gandum global,” ujarnya.
Putin berbicara sesaat setelah angkatan darat Rusia menyatakan bahwa kapal-kapal kargo yang menuju ke pelabuhan Ukraina di Laut Hitam akan dianggap mungkin membawa muatan militer.
Kesepakatan gandum, yang diperantarai oleh PBB dan Turki, telah memungkinkan ekspor lebih dari 32 juta ton gandum Ukraina selama setahun terakhir.