Bandung, KabarBerita.id – Project Integration Management Research and Development PT Bio Farma Neni Nurainy menyatakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah menjalani penyuntikan vaksin virus corona (Covid-19) buatan Perusahaan China, Sinovac.
“Pak Ridwan [Kamil] sudah, Insya Allah,” kata Neni dalam diskusi daring Polemik MNC Trijaya Network, Sabtu (15/8).
Emil, sapaan Ridwan Kamil, memang telah mendaftar sebagai relawan vaksin Covid-19. Selain Emil ada sejumlah pejabat lain ikut mendaftar, salah satunya Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo.
Namun Neni menyatakan tak semua pejabat yang jadi relawan otomatis akan disuntik vaksin.
“Kita harus lihat kriterianya. Kriterianya sendiri harus domisilinya di Bandung,” imbuhnya.
Uji klinis vaksin corona fase tiga telah masuk proses penyuntikan sejak Selasa (11/8) lalu di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjajaran, Bandung. Momen itu disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Suntik vaksin Covid-19 akan dilanjutkan di lima tempat yang telah ditunjuk yakni Balai Kesehatan Unpad Dipatiukur, Puskesmas Garuda, Puskesmas Sukapakir, Puskesmas Dago, dan Puskesmas Ciumbuleuit.
Neni menjelaskan uji klinis fase ketiga ini difungsikan sebagai metode pengujian, untuk melihat respons dari vaksin dalam populasi lebih besar.
Ia menyebut pada uji klinis fase satu dan dua hasilnya baik dari segi keamanan maupun respons imun. Oleh sebab itu, uji klinis tahap ketiga sengaja diuji ke populasi yang lebih besar untuk melihat segi keamanan vaksin, respons imun, sekaligus mengetahui khasiat vaksin.
Total, Bio Farma membutuhkan 1.620 relawan dengan rentang usia antara 18 hingga 59 tahun.
“Dari 1.620 relawan itu akan dibagi dua, yakni kelompok uji dan kelompok yang diberi plasebo. Nanti akan kita bandingkan insiden Covid-19 di kedua kelompok itu,” jelasnya.
Neni menjelaskan, perbedaan kedua kelompok itu terletak pada pemberian vaksin. Satu kelompok hanya diberikan plasebo atau air injeksi saja dan kelompok relawan lainnya harus melalui penyuntikan vaksin.
Proses uji klinis vaksin Covid-19 ini akan berjalan selama enam bulan hingga akhir tahun 2020. Jika telah teruji dan mendapat izin edar, vaksin Sinovac akan diproduksi massal di 2021.
“Mudah-mudahan doa semuanya, kita bisa produksi di Februari atau Maret 2021,” kata Neni.