Ridwan Kamil Sesalkan Ormas Cabut Label Gereja di Tenda Gempa Cianjur

Wakil Kota Bandung Jawa Barat, Ridwan Kamil

Bandung, KabarBerita.id — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyesalkan adanya pencabutan label gereja pada tenda pengungsian korban gempa Cianjur.

Dalam instagramnya ia mengatakan walaupun tidak bersaudara dalam keimanan dan kemanusiaan.

Ia menyayangkan adanya kelompok yang demikian. pria yang akrab disapa Kang Emil itu menekankan bahwa bantuan kemanusiaan tidak boleh diberi Stempel negatif apabila datang dari kelompok tertentu.

“Karenanya Sila ke-2 Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab harus dijunjung dengan baik dan dipraktikkan dengan bijak. Bantuan kemanusiaan tidak boleh ternodai sedikitpun oleh unsur kebencian golongan,” ujar Emil.

Emil mengatakan adanya pemasangan label identitas pemberi bantuan merupakan hal yang wajar. Bisa saja bagian dari pelaporan maupun pertanggungjawaban kepada para donatur yang menitipkan bantuannya.

Ia mengatakan bahwa pihak yang membantu bencana datang tidak pilih pilih, namun dari semua kelompok, golongan maupun keyakinan agamanya.

Emil telah meminta pihak kepolisian untuk menindaklanjuti pencabutan label gereja tersebut. Dia tidak ingin kejadian serupa terulang kembali.

Sebelumnya ada sejumlah orang yang mencopot label bantuan gereja di salah satu tenda posko bantuan gempa Cianjur. Mereka mencopot tulisan ‘Tim Aksi Kasih Gereja Reformed Injil Indonesia’ yang tertulis di atap tenda.

Aksi pencopotan label gereja itu terjadi di empat wilayah pengungsian yakni di desa Cibulakan, Desa Genjot, Desa Telaga, dan Desa Sarampad. Videonya pun beredar di media sosial.

Polisi telah meminta klarifikasi kepada pihak yang melakukan tindakan tersebut. Menurut polisi pencopotan bukan dilakukan oleh warga yang tinggal di posko pengungsian, melainkan oleh organisasi masyarakat (ormas) Garis.

Bupati Cianjur Herman Suherman juga mengomentari aksi pencopotan itu. Ia mengatakan bahwa hal seperti ini seharusnya tidak dilakukan karena kemungkinan pihak pemberi bantuan tidak punya maksud tertentu selain kemanusiaan.

“Pencopotan itu salah, tapi menonjolkan label juga tidak benar. Kita sama-sama saling mengerti dan membantu secara tulus tanpa label di bantuannya. Saya harap ini tidak terulang, dan kita fokus pada penanganan kebencanaan hingga pemulihan nantinya,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan