Puslabfor Temukan Solar di Gedung Kejagung Usai Kebakaran

Jakarta, KabarBerita.id — Kasubdit di Direktorat Laka Bakar Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri, Nurcholis mengatakan pihaknya menemukan senyawa jenis solar hampir di seluruh lantai gedung saat Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) kebakaran.
“Setiap solar ada beberapa titik, ditemukan fraksi solar,” kata Nurcholis di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (22/2).

Nurcholis yang juga ikut dalam olah tempat kejadian perkara (TKP) itu menyebut solar ditemukan hampir di seluruh lantai Gedung Kejagung. Mulai dari lantai dasar hingga lantai 6 bangunan tersebut.

Mulai dari lantai dasar, ini di ruang UKPBJ ini terdeteksi fraksi solar. Ruang UKPBJ ini ada kode a, kode b, kode c. Ada daftarnya, untuk a dan b ini ada fraksi solar, kemudian kode c ada fraksi tinner,” ujarnya.

“Di lantai 2 di ruang PTSP ini terdeteksi fraksi solar. Lantai 4 ruang staf intel direktorat a terdeteksi akseleran fraksi solar,” kata Nurcholis melanjutkan.

Kemudian, kata Nurcholis, solar juga ditemukan oleh timnya di depan pintu ruang Direktorat Intel A dan B. Selain itu, penyidik turut menemukan fraksi solar di ruang Rapat Jaksa Agung Pembinaan lantai 5. Dari keseluruhan lantai, Nurcholis menyebut terdapat sejumlah plastik ataupun botol bekas yang berisi solar.

“Mengapa titik fokus menyimpulkan titik api pertama di lantai enam?” tanya hakim PN Jakarta Selatan.

“Dari analisa tingkat kerusakan,” jawab Nurcholis.

Menurut Nurcholis, Tim Puslabfor telah melakukan analisis dan pembandingan terkait temuan sampel dari tiap lantai. Hasilnya, barang-barang dari lantai enam merupakan yang memiliki tingkat kerusakan terparah.

“Tingkat keparahan akibat kebakaran itu dipengaruhi oleh lamanya api menyala,” ujarnya.

Sementara kuasa hukum terdakwa kasus kebakaran Kejagung, Arnold Jefri Nainggolan mempertanyakan kesimpulan penyebab kebakaran yang dinilainya masih berupa kemungkinan.

Dalam sidang itu, Nurcholis mengatakan bahwa penyebab kebakaran Gedung Kejagung RI berasal dari bara atau nyala api terbuka (open flame). Menurutnya, kesimpulan itu didapat melalui penggunaan teori probability approach (pendekatan kemungkinan).

“Saudara ahli bilang penyebab kebakaran ini secara ilmiah menggunakan teori probability approach apakah teori itu hanya satu-satunya yang dipakai,” kata Arnold.

Nurcholis mengatakan bahwa teori tersebut merupakan cara yang biasa dipakai di berbagai negara, termasuk di Indonesia untuk menyimpulkan suatu peristiwa kebakaran.

“Untuk (mencari) penyebab kebakaran pendekatan kemungkinan itu digunakan di berbagai negara, (termasuk di Indonesia) hanya (teori) itu,” ujar Nurcholis.

Sebelumnya enam pekerja didakwa melakukan kelalaian saat bekerja yang menyebabkan Gedung Kejagung kebakaran. Keenam terdakwa itu antara lain Imam Sudrajat, Sahrul Karim, Karta, Tarno, dan Halim selaku kuli bangunan serta Uti Abdul Munir selaku mandor proyek.

Kebakaran Kejagung terjadi 22 Agustus 2020 lalu. Api baru bisa dipadamkan setelah melahap gedung itu selama 11 jam. Kerugian akibat kebakaran itu mencapai Rp1,12 triliun yang terdiri dari bangunan dan barang-barang lain di dalam gedung.

Tinggalkan Balasan