JAKARTA, Kabarberita.id – Presiden Joko Widodo memanggil Menteri Desa Eko Putro Sandjojo untuk menanyakan efektivitas penggunanaan dana desa.
“Beliau menanyakan penggunaan dana desa ini efektif atau tidak,” kata Eko Putro saat ditanya wartawan terkait pertemuan dengan Presiden di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.
Mendes mengungkapkan Presiden minta segera diadakan survei lagi untuk mengetahui efektivitas dari penggunaan dana desa tersebut.
“September BPS akan mengadakan survei potensi desa, jadi nanti kita lihat ada peningkatan dana desa, pertumbuhan desa,” katnya.
Eko Putro mengatakan behawa penggunaan dana desa masih baik dan masyarakatnya belajar dengan cepat, hal in terlihat dari penyerapannya, dimana pada 2015 sebesar 82 persen pada 2016 meningkat menjadi 97 persen.
Eko Putro mengungkapkan pada 2016 sebanyak 74.744 desa mendapat dana sekitar Rp600 juta per desa dan pada tahun ini meningkat jadi Rp800 juta terhadap 74.910 desa yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Kenaikan yang signifikan, artinya masyarakat desa secara administratif mampu,” kata Eko Putro.
Mendes mengungkapkan bahwa dana desa itu digunakan untuk membuat jalan, sarana air bersih, pendidikan anak usia dini (PAUD), penahan longsor, MCK dan lain-lain.
“Memang kecil karena dananya kecil, tapi kalau ditotal, desa membuat jalan lebih 66.000 km, 38 ribu unit penahan tanah laongsor, kalau kita perhatikan sebelumnya kejadian tanah longsor di indonesia banyak, th lalu curah hujan tinggi krn ada la nina ada tiga kasus longsor, itu berapa nyawa yg bisa diselamatkan dari itu, juga bikin MCK jumlahnya ribuan dan masif,” ungkapnya.
Eko Putro mengakui bahwa penggunaan dana desa tidak hanya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup.
“Contohnya penyedian sarana air bersih, PAUD, penahan tanah longsor. posyandu, poliklinik itu impact bukan pertumbuhan ekonomi tapi kualitas hidup masyarakat juga diperlukan juga,” katanya.
Eko Putro juga mengungkapkan bahwa dirinya juga melaporkan program Prokades kepada Presiden dan meminta untuk dijadikan gerakan nasional.
Mendes mengatakan prinsip Prokades adalah menggabungkan “stakeholder” untuk sama-sama membangun desa, mulai dari petani, bank, dunia usaha, pemerintah daerah.
“Prokades itu pada dasarnya membuat ekonomi ‘cluster’ di desa-desa. Desa itu fokus, karena fokus sarana pasca panen kita bisa bawa untuk investasi di desa-desa,” jelasnya.
Deangan adanya Prodesa, yang dulunya masyarakat desa miskin karena kesulitan pasar sehingga menyebabkan resikonya tinggi yang menyebabkan mereka kesulitan modal.
“Dengan model Prokades ini pasar dijamin, harga dijamin, akibatbatnya mereka tidak berisiko sehingga mendapatkan modal jadi mudah. Dengan model inni akan mempercepat pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat,” kata Eko Putro.