Jakarta – Perekonomian digital di Indonesia diprediksi akan mengalami peningkatan pesat pada 2020, dengan transaksi yang dilakukan ditaksir dapat mencapai lebih dari Rp 1.000 Triliun.
Samuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, mengatakan bahwa perkembangan dalam dunia ekonomi digital sudah tidak dapat dielak, karena pelaku usaha dapat menjalankan bisnis mereka menjadi lebih efektif, efisien, dan produktif.
“Pembangunan yang masif dari pemerintah dan perusahaan telekomunikasi untuk menghadirkan layanan koneksi internet 4G di seluruh Indonesia semakin menumbuhkan kesempatan tersebut,” ujarnya ketika dijumpai dalam konferensi pers Online Revolution 2017 dari Lazada Indonesia pada Selasa (31/10/2017).
“Melalui laju pertumbuhan yang pesat, pemerintah punya target pada 2020 nanti akan ada 180 juta pengguna (konsumen), dengan transaksi digital yang dilakukan mencapai angka USD 130 Miliar, atau Rp 1.700 Triliun,” katanya menambahkan.
Salah satu perhatian pemerintah dalam mendorong laju perekonomian digital adalah para pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Saat ini, sektor UMKM tercatat mampu menopang 90% ekonomi Indonesia. Namun, dari jumlah tersebut hanya 9% yang sudah masuk ke bisnis online,” ia mengatakan.
Menurut Samuel, ini merupakan kesempatan untuk membina para pemilik UMKM untu diberikan pengetahuan tentang teknologi digital dan membantu mereka dalam mengembangkan produk-produknya agar dapat dijual secara online.
Nantinya, pemerintah bersama Lazada dalam waktu dekat ini akan mendatangi 30 kota di seluruh Indonesia untuk membantu UMKM agar produk-produknya dapat dipasarkan secara online.
“Pemerintah punya target pada 2020 nanti 8 juta unit UMKM sudah masuk ke dunia online. Kami berusaha untuk membuka pasar mereka, dan ini merupakan peluang yang sangat besar,” ujarnya.
Selain itu, kami juga memiliki program Sejuta Nama Domain sebagai sarana bagi masyarakat, khususnya bagi para pelaku UMKM agar memiliki akses ke dalam marketplace karena frekuensi perdagangan disana sangat tinggi.
“Dalam era Pak Jokowi ini, pemerintah memang lebih mendorong ekonomi digital melalui kebijakan-kebijakan serta pembangunan infrastruktur untuk membukakan jalan bagi teman-teman yang memiliki bisnis di sektor ini sehingga mereka tidak lagi bekerja sendiri,” pungkasnya.