Berita  

PPI China Bantah Dipaksa Belajar Ideologi Komunis

Jakarta, KabarBerita.id — Ketua Umum Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Tiongkok Cabang Guangzhou, Respati Anintyo Pelajar, menyatakan informasi yang menyebutkan seluruh mahasiswa Indonesia di Tiongkok belajar ideologi komunis tidak benar.

Menurut Respati, ideologi komunis memang ada pelajarannya di kampus, tapi hanya diwajibkan untuk mahasiswa lokal saja. “Kami murid asing tidak diwajibkan untuk ikut. Sebagai gantinya, kami dipersilakan untuk memilih kelas khusus untuk mahasiswa asing, yaitu Brief Introduction of China (mempelajari Geografi dan Budaya Tiongkok),” kata Respati saat dihubungi dari Jakarta, Senin, 2 April 2018.

Informasi soal mahasiswa Indonesia mendapatkan pelajaran ideologi komunis di Tiongkok beredar dari sebuah situs berita nasional. Mahasiswa Fakultas Hubungan Internasional jurusan Ilmu Politik Internasional di Sun Yat-Sen University, Guangzhou, Tiongkok itu menyayangkan penulis yang mengatakan bahwa mahasiswa Indonesia di Tiongkok seluruhnya pasti belajar ideologi komunis. “Karena kenyataannya kami tidak semuanya diajarkan ideologi tersebut,” ujarnya.

Namun, dalam kasus-kasus tertentu, mahasiswa yang sedang mengambil jurusan international politik seperti dirinya, diwajibkan untuk mengambil pelajaran tersebut. Soalnya, pelajaran ideologi komunis berkaitan dengann jurusan yang diambil.

“Khusus untuk mahasiswa asing yang menempuh studi politik, hukum, filsafat, tata negara, memang di beberapa kampus diwajibkan untuk ambil kelas tersebut (ideologi komunis),” katanya.

Namun, jika mahasiswa asing di luar mata pelajaran politik, hukum, filsafat dan tata negara yang mau mempelajari ideologi komunis tetap tidak bisa mendapatkan. Soalnya, di sistem website universitas, pelajar asing sudah otomatis masuk ke dalam sistem yg mewajibkan mengambil mata kuliah Brief Introduction of China.

Respati menuturkan meski dirinya diajari ideologi komunis, tetapi masih dalam tahap yang wajar dan masuk akal. Apalagi, jika melihat latar belakang pendidikannya yang mengambil jurusan Hubungan Internasional. “Ideologi-ideologi politik seperti komunisme, liberalisme, realisme, bahkan ideologi Pancasila dan ideologi di seluruh dunia pasti dipelajari,” ujar dia.

Sehubungan dengan informasi tersebut, PPI Tiongkok membuat pernyataan sikap, antara lain keberatan dengan judul dan konten di situs berita itu karena dapat menimbulkan keresahan. Respati bersedia membuka ruang diskusi menyangkut kehidupan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Tiongkok.

Tinggalkan Balasan