Polri: Kelompok Teror Kerap Berkamuflase

Jakarta, KabarBerita.id — Brigjen Pol Rusdi Hartono selaku Karo Penmas Mabes Polri, mengatakan saat melakukan aksinya para kelompok terorisme kerap berkamuflase.
Bahkan tidak sedikit dari mereka yang menantang aparat dengan dalih kebebasan berpendapat.

Padahal Polri bisa mengetahui latar belakang kelompok-kelompok ini, tetapi sering kali terjadi di masrakat berbucara bahwa ini adalah kebebasan berpendapat, Ujar Rusdi dalam Webinar yang digelar Public Virtue, Minggu (4/4).

Ia mengatakan bahwa kebanyakan aksi teror akan diawali dengan narasi radikal, tetapi jika ditindak oleh aparat mereka berkilah.

Ia menegaskan pihaknya tentu tidak sembarangan melakukan tindakan pada kelompok yang dicurigai berafiliasi dengan radikaslisme berujung tindakan terorisme. Apalagi pihak aparat kepolisian sangat sepakat dan memberikan dukungan terkait demokrasi yang sehat.

“Dalam demokrasi toleransi dengan cara seperti ini pun sehat, demokrasi juga sehat. Penindakan terorisme yang dilakukan Polri tidak akan mengancam demokrasi di Indonesia,” Ujarnya.

Yang terakhir dirinya ingin menegaskan bahwa penindakan aksi terorisme tidak mengancam demokrasi karena suara kritis tidak menjadi target sasaran dari penanganan terorisme.

Rusdi juga sempat mengatakan bahwa saat ini jaringan teroris mulai menyasar anak muda. Terbukti dua aksi teror terakhir yang pelakunya rata-rata lahir tahun 1995 atau usia 20-an tahun.

Bahkan aksi terorisme yang terjadi di Mabes Polri 31 Maret lalu juga dilakukan oleh seorang perempuan berinisial ZA yang berusia 25 tahun.

Aksi yang dilakukan anak muda ini tentunya menggunakan cara yang sedang booming di kalangan anak muda, seperti menggunakan media sosial.

Apabila kita bicara tentang ZA yang melakukan aksi tersebut seorang diri, tentunya ZA mungkin mendapat pemahaman yang bersumber dari internet, kata Rusdi.

Tinggalkan Balasan