KabarBerita – Guna memaksimalkan penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) sebagai bagian dari pembangunan program 35.000 MW, PT PLN (Persero) melaksanakan groundbreaking Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Tulehu berkapasitas 2×10 MW di Desa Suli dan Tulehu Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
PLTP pertama yang dibangun di Provinsi Maluku ini diharapkan dapat beroperasi secara komersial (commercial operation date /COD) di tahun 2019. PLTP yang dibangun di atas lahan 1.920 ha tersebut akan memperkuat sistem kelistrikan diPulauAmbonyanghinggasaat ini dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) dengan daya mampu 61,9 MW dan beban puncak 54 MW. Wilayah kerja panas bumi (WKP) Tulehu memiliki potensi sebesar 60 MW. Untuk tahap awal, PLN hanya mengembangkan sebesar 2×10 MW.
”Dengan beroperasinya PLTP Tulehu diharapkan dapat meningkatkan 32,28% daya mampu sistem Ambon sehingga sistem menjadi lebih andal. Selain itu juga dapat menarik investor baru untuk masuk ke Ambon,” kata Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati, dalam keterangan tertulis, kemarin Hingga saat ini jumlah pelanggan PLN di area Ambon berjumlah 162.017 pelanggan dan sekitar 90% dari total penggunaan listrik di Ambon berasal dari keperluan rumah tangga, jauh melampaui industri, bisnis, dan sosial.
Penambahan PLTP Tulehu ini diharapkan dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi di Ambon karena berpotensi menarik para investor. Tulehu merupakan Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) kedua yang dikembangkan oleh PLN. Nicke menegaskan bahwa ini merupakan pembuktian bahwa PLN mampu mengembangkan potensi panas bumi dari hulu hingga hilir untuk memberikan tarif listrik yang ekonomis di sistem Ambon. Tercatat, PLN telah mendapatkan penugasan dari pemerintah untuk mengembangkan enam WKP.
Namun, guna mengakselerasi peningkatan bauran energi dari panas bumi yang ditargetkan sampai dengan 2026 sebesar 7 GW, PLN telah mengajukan tambahan penugasan WKP berikutnya yang total keseluruhannya berjumlah 14 WKP dengan kapasitas sebesar 1.000 MW. Enam WKP yang sudah dimiliki PLN ialah WKP Ulumbu di Kabupaten Manggarai (Nusa Tenggara Timur/NTT) dengan potensi 40 MW; WKP Mataloko di Kabupaten Ngada (NTT) dengan potensi 20 MW; WKP Tulehu di Kabupaten Maluku Tengah dengan potensi 60 MW; WKP Ciater di Kabupaten Subang (Jawa Barat) dengan potensi 60 MW; WKP Atadei di kabupaten Lembata (NTT) dengan potensi 10 MW; dan WKP Songa Wayaua di kabupaten Halmahera Selatan (Maluku Utara) dengan potensi 10 MW.
Sebagai satu-satunya pembeli energi listrik dari panas bumi, kata Nicke, PLTP Tulehu yang dikembangkan PLN diharapkan dapat menjadi acuan harga listrik panas bumi yang saat ini masih di atas harga jual listrik sesuai TDL yang ditetapkan pemerintah mengingat pengembangan panas bumi berisiko tinggi dan masih sangat mahal biaya investasinya. Secara keseluruhan PLN telah mengoperasikan PLTP dengan kapasitas sebesar 600 MW dari 1.500 MW kapasitas terpasang di Indonesia. Jumlah ini sama dengan 1/3 total kapasitas seluruhpembangkitpanasbumi.
”Pelaksanaan proyek pengeboran sumur PLTP Tulehu merupakan bukti keseriusan PLN mengembangkan panas bumi untuk kelistrikan Nusantara,” pungkasnya.