Kendari, KabarBerita.id — Kota Kendari, Sulawesi Tenggara adalah pusatnya industri perikanan di Sulawesi dan Indonesia. Potensi industri perikanan di Kendari sangat besar dan terus bertumbuh.
Potensi perikanan di Kendari sudah dikenal sejak abad ke-18. Kendari adalah tempat persinggahan para pelaut dari Eropa maupun Nusantara. Posisi sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara adalah titik strategis menuju kota dan kabupaten lain di Sulawesi Tenggara.
Potensi perikanan besar ini mulai serius dikembangkan sejak tahun 1984 dengan dibangunnya Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari. PPS Kendari resmi beroperasi tahun 1990 dan hingga kini menjadi tulang punggung indusri perikanan di Indonesia.
Walikota Kendari H Sulkarnain Kadir menyebut potensi perikanan tangkap di Kendari mencapai 90 ton per hari. Rinciannya 75 ton per hari didaratkan di PPS Kendari dan 15 ton per hari di daratkan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kendari.
Walikota Sulkarnain serius mengembangkan ekonomi Kendari dengan bertumpu pada sektor perikanan. Keseriusan ini ditunjukkan dengan menjadikan Guru Besar Kelautan dan Ilmu Perikanan IPB University, Prof Dr Ir Rokhmin Dahuri MS sebagai Tim Percepatan Pembangunan Kota Kendari Bidang Perencanaan Perikanan.
Prof Rokhmin juga menjabat Koordinator Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan RI. Langkah Walikota Sulkarnain menggandeng Pemerintah Pusat secara langsung adalah semangat untuk percepatan pertumbuhan perekonomian Kendari dari sektor perikanan.
Bentuk keseriusan lain dalam mengembangkan sektor perikanan, Walikota Sulkarnain akan mendirikan Perusahaan Daerah yang fokus pada industri perikanan.
“Sebagai wujud keseriusan itu Alhamdulillah di tahun 2020 kemarin, di tengah pandemi Covid-19 kami berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri dan telah mendapatkan rekomendasi untuk segera mendirikan perusahaan daerah di Kota Kendari,” katanya.
Iapun mengajak para profesional dan generasi muda yang terpanggil nuraninya dalam membangun Kendari untuk bergabung dalam Perusda nanti.
“Siapapun, generasi muda, tokoh muda di Kota Kendari yang terpanggil nuraninya untuk bersama-sama membangun daerah mari, masuk keperusahaan daerah dan kita seleksi secara profesional. Tunjukkan potensi serta kapasitas anda dan mari sama-sama kita membangun daerah kita ini,” jelas wali kota.
Rokhmin Dahuri meminta pihak PPS dan Dinas Perikanan Kota Kendari tetap membina para nelayan khususnya, meningkatkan kualitas dan standar penanganan ikan.
“Waktu ekspor perdana ke Jepang di Menado yang kerjasama dengan bu Sri Mulyani, itu masih kekurangan bahan baku, hanya 10 persen yang layak,” ungkapnya.
Dia juga berharap, keberadaan PPS ini menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap nelayan dan bisa menguntungkan bagi pemerintah kota Kendari.
Produksi perikanan Kota Kendari memang telah menembus pasar domestik dan ekspor. Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2016, hanya 31,22 persen hasil perikanan dipasarkan di Kendari. Sementara sisanya 68,78 persen dipasarkan antarprovinsi. Hal ini menggambarkan jika Kendari merupakan penyuplai ikan untuk beberapa provinsi di sekitarnya.
Sementara angka ekspor ikan dari Kendari mencapau 2.640 ton atau 4,93 persen dari total produksi. Selain diekspor dalam bentuk ikan segar beberapa komoditas juga dikirim dalam bentuk hidup seperti kerapu, kepiting dan cacaing laut. Pasar terbesar ikan kerapu Kendari adalah menuju Hongkong, sementara pasar kepiting terbesar adalah Singapura. Jepang menjadi negara tujuan tertinggi untuk ekspor cacing laut dari Kendari.
Selain itu, hasil perikanan yang diekspor adalah udang, dan gurita. Kendari adalah salah satu penghasil gurita yang potensial dengan produksi mencapai 1.000 ton per tahun. Gurita banyak diekspor ke Amerika, Kepang dan Prancis.
Potensi besar perikanan di Kendari masih bisa dikembangkan. Terlebih angka ekspor belum mencapai 5 persen dari keseluruhan produksi. Lewat komitmen kuat Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota Kendari, sektor perikanan akan menjadi masa depan Kota Kendari.