Jakarta, KabarBerita.id — Perang saudara yang terjadi di Sudan kini telah mengakibatkan 180 orang meninggal dunia. Ada ribuan orang yang mengalami luka.
Mengutip AFP, jumlah korban yang terluka mencapai 1.800 orang buntut perang saudara terjadi dalam tiga hari terakhir.
Perwakilan PBB di Sudan Volker Perthes mengatakan perang terjadi antara tentara dengan pasukan paramiliter pimpinan jenderal yang berseteru.
Perang meletus sejak Sabtu lalu (15/4). Kontak senjata terjadi antara tentara dengan Pasukan Pendukung Cepat (RSF).
Pertempuran diduga disulut perbedaan pendapat antara RSF dan militer Sudan tentang reformasi keamanan dan integrasi RSF ke militer Sudan sebagai bagian dari proses politik.
Paramiliter RSF mengklaim telah menduduki Istana Kepresidenan Sudan, pemukiman tentara, stasiun televisi lokal dan bandara di Khartoum serta kota Merowe, El Fasher dan West Darfur. Militer Sudan menyangkal klaim ini.
Sementara itu Militer Sudan mengimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah.
Kepala militer Sudan Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan mengatakan pada Al Jazeera TV bahwa RSF harus menyerah. Militer disebut tak akan bernegosiasi dengan RSF kecuali pasukannya mundur.
Sementara, Pemimpin RSF Mohamed Hamdan Dagalo alais Hemedti mengatakan Burhan adalah seorang ‘kriminal’ dan ‘pembohong’.
“Kami tahu kamu di mana bersembunyi dan akan mendapatkanmu dan menyerahkan kepadamu keadilan, atau Anda mati seperti anjing lainnya,” kata Hemedti.