Jakarta, KabarBerita.id — Pengamat sepak bola nasional Mohammad Kusnaeni berpendapat perbedaan kultur Eropa dan Asia menghambat pelepasan pemain dari klub ke Timnas Indonesia U-23.
Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Sumardji sempat menyoroti pelatih Persija Jakarta Thomas Doll dan juru taktik PSM Makassar Bernardo Tavares yang disebut enggan melepas pemain ke Timnas Indonesia U-23.
Menanggapi hal ini, Kusnaeni menilai ada perbedaan sudut pandang dari pelatih asal Eropa dalam menyikapi dinamika sepak bola di Asia terutama Indonesia.
“Di Eropa sepak bolanya untuk timnas memang hanya fokus kepada kalender FIFA. Kalau di Indonesia tidak hanya kalender FIFA, ada kalender AFC, AFF, dan multi event SEA Games dan Asian Games,” kata Kusnaeni, Jumat (11/8).
Kusnaeni memahami alasan pelatih yang enggan menyerahkan pemain dengan dasar kalender FIFA. Namun untuk mengatasinya, ia berharap ada komunikasi yang dibangun antara Timnas Indonesia dengan pelatih klub yang dimaksud.
“Sampaikan ke Thomas Doll atau Tavares bahwa Indonesia belum bermimpi juara dunia, tapi masih AFF atau AFC. Pemahaman ini mungkin bisa disampaikan,” ujar Kusnaeni.
“Manajemen timnas harus sering mengobrol dengan klub untuk membangun pola pikir yang sama dalam membangun sepak bola Indonesia,” katanya menambahkan.
Kusnaeni sepakat dengan jadwal Piala AFF U-23 yang berpotensi merugikan klub karena jadwal yang bentrok. Namun di satu sisi, ia menilai turnamen level junior itu memiliki tujuan yang baik agar sepak bola Asia Tenggara bisa terus tumbuh.
“Memang benar bahwa jadwal turnamen ini bisa merugikan klub. Tapi misi AFF ini untuk membangun sepak bola agar tidak tertinggal dengan Eropa dan kesempatan bermain bisa terus muncul,” ucapnya.
Saat ini TC Timnas Indonesia U-23 sedang berlangsung. Skuad Garuda Muda dijadwalkan menggelar pemusatan latihan pada 10-14 Agustus sebelum mengikuti Piala AFF U-23 2023 pada 17-26 Agustus.
Kemudian setelah Piala AFF U-23 2023, Timnas Indonesia U-23 bakal mengikuti ajang Kualifikasi Piala Asia U-23 2024 pada 4-12 September.
