KabarBerita.id — Facebook diterpa ‘badai’ yang tak habis-habisnya. Saat sedang terseret kasus penyalahgunaan data 50 juta penggunanya, kini jejaring sosial ini harus menghadapi seruan untuk menghapus Facebook yang digaungkan oleh pendiri WhatsApp.
Brian Acton, pendiri WhatsApp bersama Jan Koum, menulis sebuah kicauan mengenai Facebook. Dalam cuitannya, dia mengatakan, ini adalah saat yang tepat untuk ‘memboikot’ jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg itu.
“Sudah saatnya,” tulisnya singkat, dengan disertai tagar #deletefacebook. Acton pun terlihat sudah tidak memiliki akun Facebook pribadinya. Sejumlah netizen yang membalas cuitan tersebut pun mengaku bahwa mereka juga sudah menghapus akun Facebook miliknya, bahkan ada yang mengatakan telah melakukannya sejak lama.
Masih belum jelas apa yang mendasari Acton mengunggah cuitan tersebut. Padahal seperti diketahui, Facebook adalah perusahaan yang membeli WhatsApp. Yang jelas, Acton pun diketahui sudah meninggalkan WhatsApp.
Berbeda dengan Koum yang masih setia di sana, dan lebih memilih untuk melakukan investasi sebesar USD 50 juta kepada Signal yang merupakan sebuah platform private messenger independen.
Hal ini tentu semakin menambah derita krisis Facebook setelah jejaring sosial ini tertimpa isu mengenai penyalahgunaan data. Sebelumnya diberitakan, penyalahgunaan data Facebook ini dilakukan oleh Cambridge Analytica yang bertujuan memenangkan kampanye Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.
Ini bukan pertama kalinya seruan untuk menghapus Facebook menyeruak. Sebelumnya, sejumlah mantan bos Facebook juga sempat menggaungkan ajakan untuk meninggalkan jejaring sosial tersebut.
Namun jangan khawatir, karena kini ada konsep social networking atau media sosial menjadi model-model dan layanan yang cukup populer di Indonesia, yakni ViuGraph.
Aplikasi ini merupakan layanan social networking yang memungkinkan pengguna berbagi foto dan video. Dikembangkan PT Svarga Indomulia Mediatama, layanan yang mulai diluncurkan di pertengahan tahun 2017 ini mencoba merebut hati para pengguna media sosial mainstream yang mulai muak dengan postingan yang bertebaran yang tidak sesuai dengan minat mereka. ViuGraph menawarkan filter berdasarkan kategori (selain following) dengan keinginan masing-masing.
“ViuGraph memberikan platform berbagi cerita dalam klasifikasi topik-topik tertentu, di samping dengan teman yang sudah dikenal. Selain hal tersebut, ada fitur filtering yang membuat pengguna ViuGraph hanya melihat apa yang diinginkan dengan timeline berdasarkan waktu kronologis konten tersebut di upload. You Watch What You Want, You View What You Like,” ungkap founder CEO ViuGraph Wahyu Widi.
Wahyu menjelaskan ViuGraph memiliki tab spesial yang berisi video dengan durasi di atas 60 detik dan di bawah 8 menit. Nantinya video tersebut nantinya hanya akan disimpan di penyimpanan selama sepekan.
“Di ViuGraph ada tab spesial untuk video dengan durasi di atas 60 detik dan di bawah 8 menit. Nantinya video jenis ini hanya akan disimpan di storage kami selama sepekan (untuk saat ini belum ada pembatasan masa simpan di storage). Kami melihat kadang ada story yang tidak lengkap jika dibatasi durasinya sampai 60 detik, misalnya hiburan atau berita,” imbuh Wahyu.