Samarinda, KabarBerita.id — Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memberikan apresiasi terhadap rencana aksi Pengelolaan Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat-Suwi di Kabupaten Kutai Timur tahun 2024-2028 yang disusun oleh Lembaga Mitra Lingkungan Kalimantan (Lemlilka).
Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, menyampaikan bahwa pengelolaan kawasan ekosistem ini tidak hanya untuk menjaga nilai ekologi sosial ekonomi, tetapi juga diharapkan dapat menjadi sektor ekowisata. Ia menekankan pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati di kawasan tersebut untuk mendukung pengembangan ekowisata, yang menjadi salah satu inisiatif dalam persiapan pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kaltim.
Diskusi Rencana Aksi Pengelolaan Kawasan Ekosistem ini diinisiasi oleh beberapa lembaga lingkungan, seperti Yasiwa, Yayasan Ulin, Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan, dan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN). Fokus kegiatan ini adalah penguatan pengelolaan kolaboratif Kawasan Ekosistem Penting Lahan Basah Mesangat-Suwi (KEP-LBMS) sebagai Habitat Buaya Siam dan Bekantan di Kabupaten Kutai Timur.
Sri Wahyuni menyoroti keanekaragaman hayati unik di KEP-LBMS, seperti Bekantan dan Buaya Badas, yang menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin mengenal endemik Kalimantan. Ia menegaskan perlunya menjaga dan memelihara habitat ini, serta memberikan edukasi tidak hanya kepada masyarakat setempat, tetapi juga secara lebih luas di luar daerah.
Dalam konteks ini, Sri Wahyuni menyampaikan bahwa pelestarian kawasan tersebut dapat diwujudkan dengan menjadikannya sebagai destinasi ekowisata. Namun, ia menekankan perlunya upaya dalam pengembangan infrastruktur dan peningkatan SDM. Kesadaran masyarakat setempat untuk terlibat aktif dalam menjaga kawasan juga menjadi kunci sukses dalam menjadikan kawasan Mesangat-Suwi sebagai salah satu destinasi wisata potensial di Kalimantan Timur.