SEMARANG, Kabarberita.id – Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Tengah Riyono berharap Pemerintah Daerah bisa memastika harga cabai di tingkat petani terus stabil.
Hal itu disampaikan Riyono menanggapi aksi petani membuang buang puluhan kilogram cabai merah, di Jalan Raya. Namun belakangan petani setempat mengaku salah paham dan meminta maaf atas aksi buang cabai di jalanan yang digelarnya pada Jumat (11/1/2018) lalu.
Riyono mengatakan ada penyebab mengapa harga cabai menjadi murah, diantaranya tidak adanya jaminan harga dari pemerimtah terhadap produk pertanian sehingga harga sangat fluktuatif.
“Kedua, harga jatuh bisa jadi dipermainkan oleh tengkulak yang ingin meraih keuntungan lebih dengan memunggu harga semurah – murahnya, dan ketiga panen serentak yang mengakibatkan stok melimpah dan pasti harga akan turun,”kata Riyono dalam keterangannya Rabu (16/1/2019) di Kota Semarang.
Atas kemungkinan penyebab itu, Riyono menawarkan tiga solusi utama agar harga cabai di tingkat petani terus stabil.
Yang pertama, kata dia, Pemerintah bisa melindungi harga cabai dengan kebijakan gubernur atau bupati dalam bentuk Surat Edaran (SE) agar semua Aparatur Sipil Negara (ASN) dan rakyat membeli cabai lagsung ke petani untuk mendongkrak harga.
“Kedua, Pemerintah memanggil semua pedagang dan pabrik-pabrik yang perlu cabai besar untuk rembugan dengan petani, difasilitasi kepala daerah langsung, inilah makna pemimpin wajib hadir zaat ada masalah di rakyat,”imbuh politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jateng ini.
Selain itu, imbuh dia, Pemerintah Daerah (Pemda) bisa melakukan kerjasama dengan berbagai pihak memastikan stabilitas harga cabai. “Ketiga, Pemda kerja sama langsung dengan buyer besar untuk memastikan harga cabai petani stabil,”pungkasnya.
Sebagai informasi, sejumlah petani Demak membuang-buang cabai belum lama ini. Aksi protes sekaligus wujud kekecewaan atas rencana impor pemerintah ini pun langsung viral. Namun ternyata, petani mengaku salah paham. Awalnya petani mengira pemerintah akan mengimpor capai usai harganya jatuh Rp 6000 per kg.
Para petani di Desa Jerukgulung, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak tersebut meminta maaf atas aksi yang dilakukan. Selain meminta maaf, mereka juga meminta masyarakat untuk menghapus video aksi buang cabai yang beredar. Para petani pun menyangkal pernyataan impor cabai.
Kementerian Pertanian (Kementan) sendiri menyatakan, harga cabai di tingkat petani sudah stabil di Rp18.000 per kilogram (kg). Beberapa waktu lalu harga cabai ini turun drastis ke Rp10.000 per kg. (JWN3)