Kabarberita.id – PT Pelindo II (Persero) memulai pembangunan Terminal Curah Cair di kawasan Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.
Pembangunan dimulai dengan peletakkan batu pertama (groundbreaking) pada Kamis (21/12/2017) di Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu.
General Manager Pelindo II Cabang Bengkulu, Drajat Sulistyo menyebutkan langkah tersebut merupakan aksi dari menuju agenda pengembangan pembangunan kawasan pelabuhan Pulai Baai.
Ini juga merupakan komitmen Pelindo yang tercantum dalam Rencana Induk Pelabuhan (RIP) yang terlampir dalam keputusan Menteri Perhubungan Nomor 898 Tahun 2016 tanggal 29 Desember 2016 .
Baca juga : Tekan Harga Barang di Pedalaman Papua, Pemerintah Kembangkan Pelabuhan dan Bandara di Nabire
“Sebagai salah satu cabang perusahaan dari Pelindo II yang merupakan perusahaan pelayanan jasa kepelabuhanan, IPC Bengkulu berkomitmen untuk terus melakukan pengembangan. Pembangunan Terminal Curah Cair ini menjadi penopang pengembangan bagi layanan di Pelabuhan Pulau Baai Provinsi Bengkulu,” tulis Drajat dalam rilisnya.
Dia menjelaskan, pembangunan Terminal Curah Cair bertujuan untuk mendukung perkembangan industri Curah Cair di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Terminal Curah Cair ini akan dibangun di atas lahan HPL milik Pelindo II seluas 17 hektar.
Lahan seluas itu menampung 19 tangki penampung bahan curah cair seperti minyam sawit (CPO) berkapasita 3.000 ton per tangki. Serta diproyeksikan mampu melayani 2 juta ton per tahun.
Pelaksanaannya menggandeng mitra utama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).
Terminal curah cair ini nantinya akan menggunakan teknologi modern. Selama ini Pelindo II sudah melayani penanganan dan pelayanan cargo curah cair jenis Crude Palm Oil (CPO). Namun masih dilakukan secara konvensional dengan metode truck lossing.
“Metode truck lossing dilakukan dengan cara pengangkutan kargo CPO menggunakan kendaraan truck, lalu
dimuat ke kapal secara konvensional di Dermaga Pelabuhan,” ungkap dia.
Penanganan secara konvensional untuk pelayanan curah cair sudah tidak dapat mengakomodir perkembangan dan peningkatan industri curah cair jenis CPO. Sementara, jika dibandingkan dengan era kemajuan industri curah cair yang semakin meningkat, maka pelayanan seperti ini akan kalah saing dan bisnis menjadi bersifat stagnan.
Sumber : KOMPAS.com