PDIP Singgung Zaken Kabinet di Reshuffle Jokowi Usai FX Rudy ke Istana

Jakarta, KabarBerita.id — Ketua DPP PDIP Sa’id Abdullah meyakini Presiden Joko Widodo akan membentuk kabinet zaken jika kembali merotasi jajaran kabinet atau reshuffle di sisa kurang dua tahun masa pemerintahannya.

Pernyataan Sa’id merespons isu reshuffle yang kembali menguat, terutama menyusul kehadiran Ketua DPC PDIP Solo sekaligus karib dekatnya, FX Hadi Rudyatmo ke Istana, Senin (26/12).

“Saya meyakini jika langkah reshuffle ditempuh oleh Presiden Jokowi, beliau akan mengedepankan terbentuknya zaken kabinet,” kata Sa’id.

Kabinet zaken merupakan kabinet yang diisi oleh para ahli. Para menteri dalam kabinet tersebut bukan representasi dari partai politik. Kabinet zaken konon pernah diterapkan beberapa kali di era Presiden Soekarno pada 1950, 1953, dan 1957.

Sa’id menjelaskan kabinet zaken bakal mengedepankan optimalisasi kerja di tengah tahun politik. Menurutnya, zaken kabinet penting untuk melunasi janji Jokowi dan Ma’ruf Amin.

“Beliau juga akan mempertimbangkan keberimbangan politik, yang memastikan dukungan kekuatan politik yang memadai di DPR agar kerja-kerja kabinet di sisa dua tahun pemerintahan beliau tetap efektif dan maksimal bekerja,” katanya.

Namun begitu, Sa’id mengaku tak bisa memastikan Jokowi akan kembali melakukan reshuffle. Dia mengaku hingga saat ini tak ada pembicaraan di internal PDIP soal wacana reshuffle.

Dia meyakini perubahan komposisi kabinet yang menyangkut PDIP akan disampaikan kepada Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

“Termasuk jika Pak Rudy hendak diminta oleh Pak Jokowi masuk kabinet, saya kira harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Ibu Ketua Umum, sebab Pak Rudy adalah kader PDI Perjuangan,” katanya.

FX Rudi telah membantah dirinya ditawari jadi menteri dalam kehadirannya di Istana kemarin. Dia mengaku pertemuan itu biasa sebab dia memang kerap menyempatkan diri mampir ke Istana jika berkunjung ke Jakarta.

Wacana reshuffle sempat menguat seiring pencalonan Anies sebagai capres dari NasDem. Sejumlah pihak memperkirakan NasDem bakal hengkang dari koalisi pemerintah karena mencalonkan Anies sebagai sosok yang dianggap antitesa dari Istana.

Tinggalkan Balasan