Beijing, KabarBerita.id — Sejumlah partai nonkomunis dan kelompok Islam turut memberikan warna tersendiri dalam pertemuan pertama Kongres Rakyat China (NPC) ke-13 di Beijing.
Di sela-sela pertemuan yang agenda utamanya membahas amandemen Undang-Undang China dan usulan atas perubahan masa jabatan presiden itu, sejumlah partai nonkomunis China mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan diri.
Mereka memaparkan partisipasi secara efektif dalam sistem kerja sama dan konsultasi politik, demikian laporan sejumlah media resmi China, Rabu.
Partai politik nonkomunis yang diakui pemerintah China adalah Komite Revolusi Kuomintang China (RCCK) yang berdiri di Hong Kong pada 1948, Liga Demokrat China (CDL) berdiri pada 1941, Asosiasi Pembangunan Demokrasi Nasional China (CNDCA) berdiri pada 1945, Asosiasi China untuk Demokrasi (CAPD) berdiri pada 1945.
Kemudian, Partai Demokrasi Petani dan Pekerja China (CPWDP) berdiri pada 1930, Partai Zhi Gong berdiri pada 1925, Jiusan Society berdiri pada 1945, dan Liga Pemerintahan Mandiri Demokratik Taiwan (TDSGL) berdiri pada 1947 yang anggotanya adalah orang-orang Taiwan tinggal di daratan Tiongkok.
Islam Sementara itu, di sela-sela pertemuan NPC yang dibuka sejak Senin (5/3) tersebut, Asosiasi Islam China (IAC) memuji langkah masyarakat Daerah Otonomi Ningxia yang mayoritas masyarakatnya beretnis Hui dalam menyatukan beberapa etnis dan menjamin kebebasan menjalankan kewajiban agamanya masing-masing.
“Sebagai pusat utama Muslim China, Ningxia telah melakukan upaya yang luar biasa dalam membangun Islam berkarakter China,” kata Wakil Ketua IAC Jin Rubin sebagaimana dikutip Global Times.
Ningxia dihuni sekitar 2,47 juta warga beretnis Hui atau sekitar 36 persen populasi dengan mayoritas pemeluk agama Islam.
Jin menyebutkan bahwa di Ningxia terdapat 4.391 unit masjid dengan 10.150 imam yang terdaftar di pemerintahan setempat.