Partai Islam Secara Mengejutkan Raih Kursi di Pemilu Israel

Jakarta, KabarBerita.id — Partai Islam konservatif, Raam, secara mengejutkan memenangkan suara minimal untuk mengamankan kursi di parlemen Israel dalam pemilu, Selasa (23/3).

Hasil penghitungan 90 persen suara menunjukkan Raam memenangkan dukungan yang cukup untuk mengamankan lima kursi di Knesset Israel yang beranggotakan 120 orang.

Pemimpin Raam, Mansour Abbas, merupakan politikus Muslim konservatif. Meski begitu, ia menyatakan tidak menutup peluang partainya bergabung dengan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu jika menang lagi pemilu.

Padahal, selama ini partai politik komunitas Arab lainnya di Israel membenci pemerintahan Netanyahu lantaran kerap menjelekkan orang Arab-Israel dan isu konflik dengan Palestina.

“Kami siap untuk terlibat dengan kubu PM Benjamin Netanyahu atau para pesaingnya,” kata Abbas kepada radio Israel seperti dikutip AFP.

Abbas menekankan bahwa “saya tidak bertumpu pada kubu mana pun.”

Selama ini, Abbas dan partainya memang kerap berselisih dengan politikus dan partai Arab-Israel lainnya, termasuk yang berhaluan komunis.

Pada pemilu tahun lalu, Raam bergabung dengan koalisi Arab Joint-List. Namun aliansi itu retak awal tahun ini di tengah perpecahan ideologis antara Abbas dan mantan mitranya.

Beberapa minggu sebelum pemungutan suara kemarin, Abbas menunjukkan keterbukaan untuk berurusan dengan Netanyahu.

Abbas berpendapat bahwa para pemimpin Arab memiliki tanggung jawab untuk bermitra dengan siapa pun yang berkuasa untuk mengatasi epidemi kejahatan yang mengguncang komunitas Arab di Israel.

Pemilu pada Selasa pekan ini merupakan yang keempat kalinya digelar Israel dalam dua tahun terakhir.

Hasil exit poll yang dirilis Channel 12 dan Channel 13 menunjukkan deadlock antara blok pro-Netanyahu dan blok politik yang ingin melengserkan sang PM.

Koalisi sayap kanan Netanyahu yang terdiri dari partainya Likud, Shas, United Torah Judaism, dan partai esktrem kanan Relijius Zionis diprediksi akan memenangkan 52 dari 120 kursi Knesset.

Sementara itu blok politik yang ingin mengakhiri cengkeraman kekuasaan Netanyahu diprediksi akan meraih 56 kursi Knesset.

Demi memenangkan suara mayoritas, Netanyahu dan koalisi harus mengamankan minimal 61 suara. Angka itu menjadikan Netanyahu perlu menggandeng sejumlah partai yang berpeluang mau bergabung dengan koalisinya.

Sejauh ini, analis lembaga penyiaran negara Khan memprediksi Netanyahu harus mendekati partai Naftali Bennet yang memiliki tujuh kursi sekaligus Raam.

Meski memenangkan suara mayoritas, koalisi Netanyahu masih akan menghadapi tantangan untuk membentuk pemerintahan.

Tinggalkan Balasan