Para Lansia Belajar Literasi Digital Bersama Mafindo dan Diskominfo Kabupaten Magelang

Magelang, KabarBerita.id — Edukasi Literasi Digital digelar oleh Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) bekerja sama dengan Diskominfo Kabupaten Magelang. Sasaran kegiatan ini adalah para lansia Purnawirawan TNI, Polri dan juga masyarakat umum yang ada di wilayah Kabupaten dan Kota Magelang.

Program Tular Nalar Pendampingan untuk Lansia ini diawali dengan pemaparan materi dan dilanjut kegiatan Focus Group Discusion (FGD), Rabu (6/7/2022) di Pendopo drh. Soepardi Komplek Setda Kabupaten Magelang.

Dalam acara Tular Nalar yang mengusung tema Menjadi Lansia Yang Cakap Digital, Kepala Diskominfo Magelang melalui Kabid Statistik dan Persandian, Siti Darodjah dalam sambutan menyampaikan, lansia termasuk ke dalam kelompok rentan dalam menerima informasi di media sosial, seperti pesan ataupun berita di media sosial, para lansia cenderung menerima informasi mentah tanpa memverifikasi kebenarannya.

“Oleh karena itu, kegiatan Edukasi Literasi Digital sangat penting untuk para lansia,” ucap Siti Darodjah.

Mafindo bersama Diskominfo Kabupaten Magelang mengadakan kegiatan Tular Nalar yang bertujuan sebagai upaya membangun kemampuan literasi digital bagi para lansia, sehingga tidak mudah terbujuk dan terpapar informasi yang belum jelas sumbernya.

program Tular Nalar ini juga bekerja sama dengan google.org dan didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.

Narasumber dari Mafindo, Mufida memberikan nomor whatsapp Kalimasada 0859-2160-0500 dan aplikasi android, Hoax Buster Tools kepada para lansia yang dapat digunakan untuk memvalidasi berita yang tersebar apakah benar atau hoaks.

“Harapannya dengan kegiatan ini para lansia Purnawirawan bisa menyikapi peredaran informasi berita hoaks yang tersebar di masyarakat,” kata Mufida.

Salah satu peserta dari purnawirawan Polri, Karno, mengaku senang bisa mengikuti acara ini karena bisa menambah wawasannya sehingga bisa memahami literasi digital secara baik. Ia berharap kegiatan ini dapat berlanjut dan diadakan di komunitas-komunitas lainnya.

“Lansia banyak yang gaptek dalam bidang teknologi dan informasi, dengan adanya ini kami merasa sangat positif, banyak masukan bahkan, kami merasa bodoh. Sebelumnya kami merasa pintar (paham teknologi) tapi setelah ini kami merasa bodoh. Harapannya bisa dengan cepat ditularkan ke komunitas-komunitas yang lain,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan