Jakarta, KabarBerita.id — Sejumlah netizen menyindir negara Arab Saudi karena mengizinkan perayaan halloween yang sebelumnya dikekang dan justru melarang perayaan Maulid nabi Muhammad.
Dikurip Middle East Monitor, mereka mengatakan Saudi menerapkan standar ganda terkait halloween yang bukan acara khas umat muslim dan peringatan kelahiran Sang Rasul.
“Perayaan Halloween di Riyadh, Arab Saudi. GEA Saudi mengadakan acara yang disebut “Scary Weekend”, sementara perayaan Maulid masih dilarang,” tulis pemilik akun @Musa_Maliki di Twitter.
Warganet lain juga menyuarakan kekecewaan terhadap Saudi atas perayaan semacam itu.
“Muslim di Saudi merayakan Halloween. Apa yang terjadi, apa yang terjadi di Saudi? Benar-benar gila,” tulis pemilik akun Bilal Gani.
Arab Saudi dilaporkan menggelar festival Halloween pada pekan lalu. Selama ini kerajaan Saudi melarang perayaan semacam itu karena dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Perayaan Halloween di Saudi diberi nama “Scary Weekend” yang berlangsung pada Kamis dan Jumat di Boulevard Riyadh. Orang-orang mendatangi lokasi itu mengenakan kostum bertema hantu, beberapa mengenakan kostum mewah.
Arab News melaporkan, festival Halloween ini merupakan rangkaian dari acara Riyadh Season yang berlangsung di ibu kota Saudi.
Dalam laporan itu mereka menuliskan saat Halloween lama dijauhi di negara Teluk, para tamu acara tersebut menggambarkan festival sebagai bentuk hiburan yang tak berbahaya.
Sementara itu New York Times menuliskan acara ini didanai oleh pemerintah Saudi. Mereka sengaja menggelar festival tepat sebelum Halloween agar tak terlihat memperingati festival itu.
Ia kemudian berujar, “Kami merayakan ini untuk bersenang-senang dan tak ada yang lain. Kami tak percaya pada apa pun [terkait Halloween].”
Scary Weekend merupakan acara bertema kostum kedua di Riyadh. Acara serupa, berlangsung pada awal tahun ini di Riyadh Boulevard city pada 17-18 Maret.
Sejak Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MbS) menjadi pemimpin Saudi, banyak gebrakan yang menuju keterbukaan di negara itu.
Beberapa di antaranya mengizinkan pembukaan bioskop, festival musik, dan pelonggaran kebijakan terhadap perempuan.