Natalius Pigai Buka Suara soal Dugaan Penghinaan Suku Jawa

Jakarta, KabarBerita.id — Mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai mengaku tak ambil pusing dengan laporan yang dilayangkan kepadanya terkait kasus rasisme karena diduga menghina suku Jawa.
Pigai dilaporkan oleh Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Mitra Kamtibmas (PPMK) ke Bareskrim Polri karena menyebut suku di luar Jawa suku babu dan etnis Jawa sebagai etnis tirani dalam sebuah video Youtube.

Pigai menjelaskan bahwa di video tersebut dia tidak menghina, melainkan memberi kritik terhadap sistem pemilu dan demokrasi di Indonesia.

“Saya tidak perlu kasih komentar. Video itu 16 menit, yang mereka ambil cuma 33 detik. Yang saya hina itu bagian mana? Di dalamnya saya mengkritik, saya berikan saran,” kata Pigai, Minggu (31/1).

Menurut Pigai, perkataannya yang dipotong dari video tersebut tak bisa dipidanakan karena tidak mengandung objek yang jelas.

Pigai menjelaskan terkait kata-kata ‘di luar Jawa suku babu’, dia tidak merujuk pada sebuah suku di Indonesia.

“Itu kalimatnya mempertanyakan tidak bisa dipidana. Istilah luar Jawa itu ada 702 suku. Luar Jawa yang bagaimana? Di dalam hukum pidana, yang abstrak itu tidak bisa diproses. Jadi, apa yang mereka lakukan itu mencari-cari kesalahan saya,” tutur Pigai.

Sedangkan terkait etnis Jawa sebagai etnis tirani, Pigai menyebut pernyataan tersebut tidak menyerang siapa-siapa.

“Namanya suku Jawa itu banyak, ada Sunda, Banten, Samin, Madura, Jawa Timur, Tengah, Barat. Sebutan suku Jawa itu abstrak, saya tidak menyerang langsung siapa karena yang tinggal di pulau Jawa itu banyak,” ucap Pigai.

Menurut Pigai, jika ini dipersoalkan maka akan mencoreng kebebasan berpendapat dan mengkritik di Indonesia.

Pigai juga menyebut kasus saling lapor ini tidak akan membuatnya berdamai dengan pelaku rasisme terhadap Papua.

“Tidak ada barter, itu harga diri Papua. Kesimpulannya, cuma di Indonesia, hanya bangsa papua yang korban rasisme dilaporkan sebagai pelaku rasisme,” ucap Pigai.

Tinggalkan Balasan