MUI Khawatir Malah Picu Persekusi Usai Mahfud MD Sentil Wahabi dan Salafi

Jakarta, KabarBerita.id — Ketua Majelis Ulama Indonesia Jeje Zaenudin mengaku khawatir timbul persekusi di masyarakat usai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menyatakan Wahabi dan Salafi tak cocok di Indonesia.

Jeje khawatir akan ada stigmatisasi antarkelompok masyarakat. Dia menilai pernyataan Mahud menimbulkan kerawanan karena tak didukung penjelasan rinci aspek apa saja dari Wahabi dan Salafi yang tak cocok untuk Indonesia.

Jeje menyampaikan sampai saat ini belum ada definisi ataupun batasan yang disepakati tentang Wahabi dan Salafi. Dia menyebut sangat sulit membuktikan Wahabi dan Salafi memiliki dogma dan doktrin yang menyimpang dari ijmak.

Wakil Ketua Umum PP Persautan Islam (Persis) itu memahami sebagian pengamat mengaitkan Salafi-Wahabi dengan gerakan terorisme seperti ISIS dan A-Qaeda.

Namun ia menilai pandangan-pandangan itu terlalu mengikuti pembingkaian media massa barat.

Menurutnya paham khawarij lebih cocok terhadap definisi itu. Diamenyebut khawarij bertanggung jawab terhadap kemunculan takfiri atau kelompok yang suka mengafirkan sesama Muslim.

Jeje berkata pernyataan Mahfud tentang Wahabi dan Salafi justru kontraproduktif dengan semangat pluralisme. Dia menyarankan Mahfud untuk mengampanyekan paham Islam moderat atau wasathiyah ketimbang membahas hal itu.

Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD menyebut paham Wahabi dan Salafi tak cocok di Indonesia. Dia menyebut paham-paham itu hanya cocok di daerah asalnya.

Wahabi juga pernah disinggung Said Aqil Siroj saat masih menjabat Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Said menyebut dua paham itu sebagai akar terorisme.

Tinggalkan Balasan