Jakarta, KabarBerita.id — Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Muhyiddin Junaidi mengatakan dalam kesempatan pertemuan ulama trilateral Indonesia-Afghanistan-Pakistan akan mengajak ulama Taliban, Afghanistan, agar lebih moderat dalam menyikapi dunia terkini.
Menurut dia, ulama Taliban saat ini dalam beberapa kesempatan mengeluarkan fatwa yang cenderung ofensif seperti membolehkan penyerangan, pembunuhan, bom bunuh diri, jihad terhadap pemerintahan yang sah dan tindakan radikal lainnya.
“Kami ingin undang mereka agar bisa berdiskusi masalahnya apa. Kita dalam Islam itu tidak boleh hilangkan nyawa,” kata Muhyiddin di Gedung MUI Pusat, Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan diskusi trilateral pada Maret 2018 tersebut memang diupayakan melibatkan ulama Taliban agar perdamaian abadi di Afghanistan dapat tercapai. Sebelumnya, diskusi ulama trilateral sejatinya akan digelar pada 15 Maret tapi mendadak ditunda.
Penundaan, kata dia, dilakukan seiring dari daftar 45 ulama tiga negara belum melibatkan kalangan Taliban. Kendati demikian, MUI sebagai penyelenggara dialog perdamaian Afghanistan masih akan mengupayakan pelibatan Taliban sehingga halaqah itu bisa terlaksana.
“Tanggal awalnya kami tentukan sepakat tanggal 15 Maret tapi ada kendala teknis. Daftar ulama yang diserahkan Afghanistan ke kami itu kurang representatif masih ekslusif. Artinya ulama versi Afghanistan belum libatkan unsur ulama Taliban, sementara Taliban itu kuat menguasai Afghanistan,” kata dia.