Yogyakarta, KabarBerita.id — Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah Faturrahman Kamal berharap momentum Hari Raya Idul Adha dapat menggugah masyarakat untuk membangun kepekaan sosial.
“Perlu dimaknai sebagai momen untuk mengasah kepekaan terhadap persoalan sosial kemasyarakatan, mengajarkan sikap saling empati dan sayang terhadap sesama,” kata Faturrahman dalam khotbah Idul Adha di Alun-alun Utara, Yogyakarta, Jumat (1/9).
Menurut Faturrahman, selain berdimensi ritual trensenden yang melahirkan kesalehan individual, ibadah kurban juga berdimensi horisontal kemanusiaan yang melahirkan kesalehan sosial.
“Perhatikanlah apa yang harus kita lakukan terhadap daging-daging kurban? solidaritas kemanusiaan yang begitu luas semakin terasa dan kita tiada henti mengokohkan relasi antarsesama,” kata dia.
Momentum Idul Adha, kata dia, sekaligus menjadi kesempatan masyarakat untuk meneladani sifat dan karakter Nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim diberikan predikat oleh Allah SWT sebagai “ummah”. Secara sederhana predikat itu dapat dimaknai sebagai sosok pemimpin ideal yang mencerahkan dan teladan manusia secara universal serta dapat mewujudkan ketentraman dan kemakmuran.
Ia memiliki karakter utama yang perlu diteladani masyarakat Indonesia saat ini, yakni karakter pandai bersyukur.
Dalam konteks Ke-Indonesiaan, menurut Faturrahman, rasa syukur tidak hanya berdimensi teologis-transenden, namun juga diaktualisasikan dalam kehidupan manusia secara nyata dengan menebar kebaikan kepada siapapun tanpa memandang kelompok, suku, ras, bahkan agama sekalipun.