Jakarta, KabarBerita.id — Tak sedikit dari kita yang menghubungkan efektivitas sabun mandi berdasarkan jumlah busa yang dihasilkan. Konon semakin banyak busa yang dikeluarkan maka semakin baik kerja sabun dalam membersihkan tubuh.
Namun Benarkah demikian?
Dokter spesialis kulit dan kelamin, Kardiana Dewi mengatakan bahwa hal ini tidak benar. Menurutnya jumlah busa yang dihasilkan sabun mandi tidak berkorelasi dengan daya pembersihnya.
“Sama saja [sabun busa dan tidak busa]. Itu enggak ada, itu hoaks,” ucap Dewi saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Pusat, Senin (8/5).
Banyaknya busa tak selalu berarti membuat tubuh semakin bersih.
“Namun pada saat yang sama, bukan berarti kita juga harus pakai sabun yang tidak berbusa,” tambah Dewi.
Dewi mengatakan bahwa masyarakat Indonesia tinggal di salah satu negara tropis yang panas dan lembap. Untuk itu, diperlukan untuk menggunakan sabun yang berbusa saat mandi sehari-hari.
Namun hal ini tak berlaku pada kasus-kasus tertentu. Misalnya pada pasien eksim yang memiliki kulit sensitif.
“Pasien kulit sensitif yang sedang meradang, eksimnya kumat, mungkin enggak kuat kalau pakai sabun yang ada busa. Maka pakailah sabun yang tidak berbusa,” jelas Dewi.
Tapi bagi yang tak memiliki keluhan kulit tertentu, menggunakan sabun berbusa saat mandi tak menjadi masalah.
“Busa yang lembut saja boleh, enggak apa-apa. Busa itu tidak menunjukkan kekuatan dari sabun. Jadi busa atau tidak busa itu sama saja,” katanya.