YOGYAKARTA, Kabarberita.id – Gunung merapi di Yogyakarta pagi ini kembali erupsi. Gunung api aktif yang berada di Yogyakarta tersebut terpantau mengeluarkan semburan letusan dengan ketinggian 2000 meter.
Menurut info dari akun twitter PVMBG Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Miniral @BPPTKG, letusan tersebut terjadi pada Rabu (23/5/2018) pukul 03.35 WIB.
“03.52 Terjadi letusan jam 03.31 durasi 4 menit ketinggian 2000 m (teramati dari PGM.Jrakah dan PGM. Kaliurang) arah baratdaya,” tulis akun Twitter tersebut.
Pantauan kamera CTTV, letusan Merapi kali ini tertutup kabut tebal. “Visual dari kamera thermal dan CCTV kawah #merapi saat letusan tertutup kabut tebal,” tulis akun tersebut lagi.
03.52 Terjadi letusan jam 03.31 durasi 4 menit ketinggian 2000 m (teramati dari PGM.Jrakah dan PGM. Kaliurang) arah baratdaya#statuswaspada
— BPPTKG (@BPPTKG) 22 Mei 2018
Gunung Merapi berstatus waspada sejak Senin (21/5) pukul 23.00 WIB. Menyusul peningkatan status Gunung Merapi dari normal ke waspada, kawasan sejauh 3 km dari puncak gunung dikosongkan. Namun masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang tak jelas soal Merapi.
“Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang. Tidak terpancing pada isu-isu mengenai letusan Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat dihimbau mengikuti arahan dari Pemda setempat. Pemerintah akan terus hadir membantu masyarakat,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan pers pada Selasa (22/5/2018) dini hari.
Sebelumnya, Kepala Pusat PVMBG Hanik Humaida juga mengimbau hal yang sama. Bila ada hal yang perlu ditanyakan, masyarakat dipersilakan menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz, melalui website www.merapi.bgl.esdm.go.id, media sosial BPPTKG, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No 15 Yogyakarta, telepon (0274) 514180-514192.
BNPB menyebut ada 298 orang yang mengungsi ke Balai Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Mereka yang mengungsi itu berasal dari Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul, dan Srunen di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Adapun Kaur Pemerintahan Desa Glagaharjo, Heri Prasetyo, menyatakan pada malam tadi, sudah ada 388 warga yang mengungsi di Balai Desa Glagaharjo. Di kawasan Jawa Tengah, 362 warga Kabupaten Boyolali yang mengungsi Desa Tologolele, Selo Boyolali. Mereka berasal dari Dukuh Takeran dan Dukuh Stabelan di Desa Tlogolele.
“Pendataan jumlah penduduk yang berada di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB 3) dilakukan. BPBD Kabupaten Boyolali, Magelang, Klaten dan Sleman akan melaporkan kepada Bupati dan melakukan rapat koordinasi dengan SKPD dan unsur terkait di wilayah masing-masing. BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Provinsi DI Yogyakarta terus melakukan pendampingan dan koordinasi dengan BPBD di wilayahnya,” kata Sutopo.