Kabarberita.id – Kepala HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan bahwa Myanmar jelas merencanakan kekerasan terhadap warga muslim Rohingya, hingga menyebabkan eksodus massal Rohingya.
Bahkan diingatkan PBB, operasi militer Myanmar tersebut kemungkinan sama dengan genosida.
“Bagi kami, jelas bahwa operasi ini terorganisir dan terencana,” kata Komisioner Tinggi PBB untuk HAM, Zeid Ra’ad Al Hussein dalam sebuah wawancara seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (19/12/2017).
“Anda tak bisa mengesampingkan kemungkinan aksi genosida… Anda tak bisa mengesampingkan itu (genosida) telah terjadi atau sedang terjadi,” imbuhnya.
Doctors Without Borders, kelompok amal bidang medis, sebelumnya menyatakan bahwa setidaknya 6.700 warga Rohingya tewas dalam bulan pertama operasi militer Myanmar di negara bagian Rakhine, yang dimulai sejak Agustus lalu. Lebih dari 655 ribu warga Rohingya telah kabur ke distrik Cox’s Bazar di Bangladesh selatan sejak operasi militer itu dimulai.
Pemerintah Myanmar secara konsisten membantah melakukan kekejaman di Rakhine. Myanmar menyatakan, operasi militer di Rakhine dilakukan secara proporsional untuk merespons para militan Rohingya yang menyerang puluhan pos kepolisian Myanmar pada 25 Agustus lalu. Belasan polisi tewas dalam serangan militan tersebut.
Namun menurut Zeid, bukti-bukti tidak mendukung klaim pemerintah Myanmar tersebut. Kantor Zeid merilis sebuah laporan beberapa waktu lalu usai berbicara dengan para pengungsi Rohingya di Cox’s Bazar, yang menceritakan kejahatan-kejahatan mengerikan, pengejaran anak-anak dan pembunuhan mereka.
“Mengapa mengejar seorang anak kecil jika target Anda sebenarnya adalah seorang pemberontak,” cetus Zeid.
Zeid pun mengharapkan agar para pelaku kekerasan terhadap Rohingya, pada akhirnya akan diadili.
(ita/ita)
Sumber : Detikcom