Jakarta, KabarBerita.id — Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan penggunaan media sosial seharusnya menggunakan akun yang benar-benar nama seseorang sesuai dengan identitasnya untuk menghindari penyebaran “hoax” atau berita bohong.
“‘Hoax’ harus diberantas. Sekarang ini kita dapat dengan mudah memperoleh hoax, untuk itu perlu penggunan medsos yang bertanggung jawab,” kata Yasonna disela-sela Konferensi internasional bertajuk “1st ASEAN Symposium of Criminology” di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Depok, Jabar, Senin (4/9).
Untuk itu kata dia bila perlu media provider FB, Twitter, Google kalau orang mau bikin akun harus betul-betul namanya, harus jelas baik foto dan namanya.
“Bisa juga barangkali menggunakan ‘finger print’ karena media sosial itu bisa di pakai untuk teororisme,” ucapnya.
Bahkan katanya sebagai bentuk kontrol dibeberapa negara pengguna harus buka paspor.
Dikatakannya saat ini jika mau buka laman harus jelas siapa pengelolanya agar bisa dipertanggungjawabkan.
“Identitas akunnya harus jelas orang nggak bisa sembarangan dan menggunakan akun abal-abal. Transparansi harus bertanggung jawab dan responsibilitiesnya harus jelas,” ujarnya.
Ia mengatakan bangsa Indonesia sangat heterogen di mana level pendidikannya tidak sama. Satu telepon genggam bisa digunakan oleh profesor, anak SMP dan SMA.
Semua sekarang bisa dapat “smartphone” dan bisa pakai media sosial. Mereka tidak tahu informasi yang dikirim benar atau tidak. Level pemahaman tidak sama sehingga posting kemana-mana berita hoax.